Nama Bharat merupakan kata Sanskerta kuno, yang diyakini oleh banyak sejarawan berasal dari teks-teks Hindu awal. Kata Bharat pada dasarnya juga berarti India dalam bahasa Hindi. Nama ‘Bharat’ sendiri sebenarnya bukan sesuatu yang baru karena sudah tercantum di konstitusi.
JERNIH-Media Times Now, melansir pernyataan Perdana Menteri (PM) Narendra Modi tentang kemungkinan mengubah nama resmi India menjadi Bharat selama sidang khusus parlemen. Pernyataan tersebut dimuat ulang oleh media India, Economic Times.
Kabar penggantian nama ini diketahui berawal dari undangan makan malam resmi G20 dimana Presiden India, Droupadi Murmu, mengirimkannya atas nama ‘Presiden Bharat’ bukan ‘Presiden India’.
“Jadi beritanya memang benar” kata satunya Pemimpin Kongres Jairam Ramesh.
Selama ini negara dengan penduduk lebih dari 1,4 miliar jiwa ini secara resmi dikenal dengan dua nama, yakni India yang digunakan untuk pernyataan dalam bahasa Inggris dan Bharat yang digunakan dalam bahasa Hindi.
Nama Bharat merupakan kata Sanskerta kuno, yang diyakini oleh banyak sejarawan berasal dari teks-teks Hindu awal. Kata Bharat pada dasarnya juga berarti India dalam bahasa Hindi. Nama ‘Bharat’ sendiri sebenarnya bukan sesuatu yang baru karena sudah tercantum di konstitusi.
Sedangkan sebutan ‘Hindustan’ merujuk India dalam bahasa Urdu yang artinya “Tanah umat Hindu”. Di keseharian, ketiga nama tersebut dipakai secara resmi oleh masyarakat.
Menurut Al Jazeera, penggunaan nama Bharat oleh pemerintah India sebagai bentuk penghapusan kolonialisme. Beberapa nama jalan dan daerah di India bahkan sudah dirubah untuk menghilangkan kesan kolonialisme.
Para pejabat dan politisi BJP yang kini berkuasa di India mendukung perubahan nama tersebut dimana mereka berpendapat bahwa nama India diperkenalkan oleh kolonial Inggris dan merupakan ‘simbol perbudakan’.
Rencananya pergantian nama tersebut akan dilakukan dalam sidang khusus parlemen pada 18-22 September 2023 mendatang. (tvl)