Site icon Jernih.co

Model OnlyFans dan ‘Kembaran’ Kim Kardashian, Christina Ashten Gourkani, Meninggal Pasca-Operasi

Christina Ashken

Influencer itu dikenal karena kemiripannya dengan bintang reality show, Kim Kardashian. “Kematiannya yang tiba-tiba dan tragis, saat ini sedang diselidiki sebagai (kemungkinan)  pembunuhan terkait dengan prosedur medis yang buruk,” tulis keluarga mendiang pada laman GoFundMe.  

JERNIH–Christina Ashten Gourkani, model OnlyFans dan ‘kembaran’ Kim Kardashian, yang dikenal para pemujanya sebagai Ashten G, meninggal dunia pada usia 34 tahun. Bintang OnlyFans itu tak berhasil pulih dari operasinya, 20 April lalu, ketika dia menderita serangan jantung.

Saat ini keluarga Gourkani telah menulis di laman GoFundMe untuk membantu pemakamannya yang akan berlangsung pada 4 Mei mendatang. Influencer yang dikenal karena kemiripannya dengan bintang pentas realitas dan mogul bisnis, Kim Kardashian itu memiliki lebih dari 620.000 pengikut di Instagram.

“Dengan kesedihan yang mendalam dan hati yang sangat hancur, kami harus berbagi duka yang paling tak terduga atas kepergian putri dan saudari tercinta kami yang cantik, Christina Ashten,” tulis keluarganya di halaman Instagram mendiang.

“Kematiannya yang tiba-tiba dan tragis, saat ini sedang diselidiki sebagai (kemungkinan)  pembunuhan terkait dengan prosedur medis yang buruk,” tulis keluarga lebih lanjut. Kali ini pada laman GoFundMe.  

Keluarga Gourkani belum memastikan jenis prosedur medis apa yang dia jalani. Mereka hanya menambahkan dalam media sosial itu, bahwa “Untuk privasi Christina Ashten, keluarga kami dan penyelidikan, tidak ada detail lain yang akan dibagikan saat ini.”

Keluarga Gourkani tengah mengumpulkan uang untuk menutupi biaya medis dan pemakamannya, dan telah mengumpulkan lebih dari 4.000 dolar AS (sekitar Rp61,6 juta pada kurs 15.400) pada hari Rabu. Mereka mengatakan “bersyukur” atas dukungan yang mereka terima dan mengatakan Gourkani “akan selamanya menjadi malaikat pelindung kami.”

“Jika Anda mengenal Ashten, Anda tahu bahwa setiap orang penting baginya. Dia adalah sosok yang penuh perhatian dan penuh kasih sayang yang selalu meluangkan waktu untuk membawa senyum ke wajah siapa pun yang berpapasan dengannya,” kata pernyataan keluarga. “Dia adalah tipe orang yang akan berlutut dan berbicara dengan anak-anak, dia mencari orang yang kesepian di sudut dan membuat mereka merasa istimewa karena dia memiliki bakat untuk berhubungan dengan orang-orang.”

“Dalam banyak kesempatan saya telah melihatnya mengubah musuhnya menjadi teman seumur hidup hanya setelah 10 detik menuangkan kegembiraannya yang karismatik, energi positif dan senyum indahnya yang dia berikan kepada orang-orang di sekitarnya,” lanjut keluarganya. “Semangat Ashten adalah cahaya yang akan selamanya dibawa ke orang-orang yang dicintainya di sekitarnya dan orang-orang yang ditinggalkannya.”

Masih dalam GoFundMe, keluarga Ashten juga menulis sebagai berikut:  “Pada dini hari sekitar pukul 04:31 pada tanggal 20/04/2023, keluarga kami menerima panggilan telepon yang tragis dari seorang anggota keluarga yang dengan panik berteriak dan menangis histeris di ujung telepon….Ashten sedang sekarat. ..Ashten sedang sekarat!”

“Panggilan telepon itu langsung menghancurkan dunia kami, dan selamanya akan menghantui keluarga kami selama sisa hidup, ” tulis keluarga.

Gagal jantung, sakit yang dialami Ashten, menurut Mayo Clinic adalah hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba, akibat masalah pada sistem kelistrikan jantung. Hal itu mengganggu aksi pemompaan jantung dan menghentikan aliran darah ke seluruh tubuh.

Seringkali hal itu berakibat fatal jika langkah yang tepat tidak segera diambil. CPR dapat meningkatkan peluang bertahan hidup hingga bantuan medis darurat tiba. Lebih dari 356.000 serangan jantung terjadi di luar rumah sakit di Amerika Serikat setiap tahun, menurut American Heart Association. [People Magazine/The Independent.co.uk]

Exit mobile version