Site icon Jernih.co

Nelayan di Aceh Ini Minta Suntik Mati karena Kesulitan Ekonomi

Ia merasa kesulitan ekonomi, ketakutan dan tertekan karena setiap harinya datang pihak kecamatan menyuruhnya untuk mengosongkan lokasi budidaya keramba tersebut.

JERNIH-Dengan alasan tertekan dengan kebijakan Pemerintah Kota Lhokseumawe yang akan merelokasi keramba budidaya ikan di Waduk Pusong, seorang nelayan, warga Desa Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Aceh mengajukan permohonan suntik mati atau eutanasia ke pengadilan negeri setempat.

Nazaruddin Razali (59) bahkan telah mendaftarkan permohonan suntik mati tersebut ke Pengadilan Negeri Lhokseumawe pada 6 Januari 2022. Permohonan tersebut sudah teregistrasi dengan nomor surat PNL LSM-01-2022-KWS

“Jika pemerintah tidak peduli lagi kepada kami para petani keramba di Waduk Pusong, saya minta disuntik mati saja di depan Wali Kota Lhokseumawe beserta Muspika Banda Sakti,” kata Nazaruddin, pada Kamis (6/1/2022).

Dalam permohonannya Nazaruddin Razali menyebut jika ia terpaksa meminta suntik mati karena merasa negara tidak berpihak kepada nelayan keramba yang sudah turun-temurun menggantungkan hidup di waduk tersebut untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

“Saya harus menanggung beban untuk membiayai kehidupan istri dan tiga anak-anak serta dua cucu. Jika usaha keramba budidaya ikan digusur, bagaimana nasib kami. Makanya lebih baik saya disuntik mati saja,” kata Nazaruddin Razali.

Kini dirinya merasa kesulitan ekonomi, ketakutan dan tertekan karena setiap harinya datang pihak kecamatan menyuruhnya untuk mengosongkan lokasi budidaya keramba tersebut.

“Saya sangat trauma, karena setiap hari ada aparat yang datang. Kejadian ini mengingatkan saya seperti masa konflik masa lalu. Kami berharap penggusuran ini segera dibatalkan karena ini menyangkut dengan penghidupan kami,” kata Nazaruddin Razali.

Ia merasa kecewa karena saat ini masyarakat takut untuk membeli ikan hasil budidaya para nelayan keramba di Waduk Pusong, Kecamatan Banda Sakti sejak Pemerintah Kota Lhokseumawe mengumumkan air Waduk Pusong tercemar limbah.

“Katanya air waduk mengandung limbah. Padahal, kami sudah puluhan tahun makan ikan budi daya di waduk dan juga setiap hari mandi, tapi tidak mengalami masalah kesehatan,” kata Nazaruddin. (tvl)

Exit mobile version