Dia sudah menjadi penari balet yang ulung, setelah lulus ujian balet tingkat atas Royal Academy of Dance yang bergengsi di Inggris pada usia 15 tahun, sebelum mendapatkan tempat di Universitas Harvard untuk belajar ilmu komputer ketika dia baru berusia 17 tahun.
JERNIH— Barangkali nilai-nilai perjuangan, tetes keringat dan pedih perih berjuang di atas kaki sendiri sudah tak lgi berharga dibanding hasil dan perolehan, dari ana pun datangnya. Netizen Cina, misalnya, malah mencemooh pewaris perusahaan telekomunikasi dunia Huawei, Annabel Yao, yang berusaha berkarier di dunia hiburan.
Yao, yang mengawali karier dengan merilis video dokumenter berdurasi 17 menit, justru disambut cemoohan para pengguna internet Cina. Video itu menandai masuknya Yao sebagai artis hiburan dengan perusahaan yang berbasis di Beijing.
Muncul dengan pakaian apik serba hitam dan sepatu hak tinggi, Yao digambarkan dalam dokumenter 17 menit TH Entertainment yang dirilis Kamis lalu itu, sebagai “Putri Pemberontak”.
“Saya tidak pernah memperlakukan diri saya sendiri sebagai seorang ‘putri’,”kata Yao dalam video tersebut. “Saya pikir saya seperti kebanyakan orang seusia saya, saya harus bekerja keras, belajar dengan giat, sebelum saya dapat masuk ke sekolah yang baik. Saya juga kadang-kadang bingung dan harus mencoba banyak hal berbeda untuk menemukan jalan hidup saya yang sebenarnya.”
Artis baru berusia 23 tahun itu membagikan kegembiraannya di akun resminya di Sina Weibo –Twitter-nya Cina. Ia mengatakan bahwa penandatanganan dan rilis itu merupakan “hadiah ulang tahun spesial” yang dia berikan untuk dirinya sendiri.
Hanya dalam beberapa menit setelah memposting pengumuman itu, kritik menyerbu platform media sosial untuk mengejek putri salah satu pria terkaya di Cina tersebut atas perjuangan hidup yang ia tunjukkan dalam klip tersebut.
“Jika dia keluar dengan cara sederhana, menyembunyikan identitasnya dan mendapatkan rasa hormat dari penonton, maka saya pikir itu mengagumkan,” kata seorang komentator. “Sayangnya, sebelum kita dapat menemukan kepribadian dan bakatnya, seluruh dunia sudah tahu siapa ayahnya.”
“Bisakah putri Ren benar-benar memiliki penggemar?”kata yang lain. “Apa yang mereka suka tentang dia? Mereka tidak akan memberi Anda telepon gratis, dan uangnya juga tidak akan menjadi uang Anda.”
Yao adalah anak pendiri dan CEO Huawei, Ren Zhengfei dan istri keduanya, Yao Ling. Dia sudah menjadi penari balet yang ulung, setelah lulus ujian balet tingkat atas Royal Academy of Dance yang bergengsi di Inggris pada usia 15 tahun, sebelum mendapatkan tempat di Universitas Harvard untuk belajar ilmu komputer ketika dia baru berusia 17 tahun.
Yao menarik perhatian publik global ketika, pada usia 20 tahun, dia diundang untuk menghadiri pesta tahunan kelas atas Le Bal des Débutantes di Paris. Pesta itu secara tradisional dihadiri para putri bangsawan ketika mereka dianggap siap untuk tampil di masyarakat. Sekitar 20-an gadis remaja yang dianggap siap menjadi orang dewasa diundang dari selusin negara yang berbeda ke pesta itu setiap tahun.
Mengenakan adibusana dan berdansa semalaman dengan anggota keluarga kerajaan Eropa, Pangeran Belgia Gaspard de Limburg-Stirum, debut Yao diliput oleh majalah mode dan stasiun tv seluruh dunia.
Namun, bintang muda muda itu bukan satu-satunya anggota keluarga yang menggunakan internet. Saudara tiri Yao dan Kepala Keuangan Huawei, Meng Wanzhou, kembali ke pengadilan Kanada untuk meminta pelonggaran syarat jaminan setelah penangkapannya pada tahun 2018. Ia ditangkap atas permintaan Amerika Serikat, atas dugaan penipuan bank dan pelanggaran sanksi terhadap Iran.
Dia telah menjalani tahanan rumah sejak saat itu di Vancouver, dan terus melawan AS yang ingin mengekstradisi dirinya untuk diadili.
Menurut kesaksian pengadilan minggu ini, Meng menerima ancaman pembunuhan saat berada dalam tahanan rumah–dalam satu kasus peluru dikirim ke rumahnya, kata juru bicara Huawei.
Dalam film dokumenter tersebut, Yao berbicara tentang saudara tirinya, mengatakan dia sering menerima kritik dari orang-orang yang membandingkannya dengan saudara perempuannya yang dipenjara, Meng.
“Saya sering bertanya-tanya mengapa mereka mengatakan hal-hal negatif tentang saya dan mengapa semua orang menyukai saudara perempuan saya, tetapi tidak untuk saya?” katanya. “Saya akan menggunakan suara keraguan ini sebagai kekuatan pendorong saya untuk bergerak maju.”
Publik Cina memiliki hubungan yang rumit dengan Huawei. Dilihat sebagai kebanggaan industri teknologi Cina, Huawei dipandang sebagai pejuang melawan kekuatan asing oleh kalangan nasionalis pro-pemerintah.
Namun pada 2019, perusahaan kehilangan keunggulannya ketika mantan karyawan Huawei menghabiskan 251 hari di penjara setelah dituduh melakukan pemerasan kepada perusahaan. Karyawan itu, Li Hongyuan, menuntut pesangon setelah kontraknya tidak diperpanjang dengan perusahaan.
Pada saat dia dibebaskan tanpa dakwaan, banyak yang menentang perusahaan dan menyatakannya sebagai kasus lain dari orang-orang kecil yang dihancurkan oleh perusahaan raksasa ketika mereka mencoba membela hak-hak mereka.
“Gajah telah menginjak semut,” kata seorang pengkritik di internet.
Sementara perusahaan terus diselimuti kontroversi, sang ayah mengakui dalam wawancara media sebelumnya bahwa dia merasa dia “berutang” pada putrinya setelah meninggalkan mereka berbulan-bulan. Mereka mengurus diri mereka sendiri manakala pikiran sang ayah terfokus kepada Huawei.
“Terkadang saya tinggal di luar negeri selama berbulan-bulan dan tidak berjumpa dengan anak-anak saya,” katanya dalam satu wawancara. “Saya berutang banyak pada mereka. Anak-anak saya semua bergantung pada diri mereka sendiri. Mereka telah menetapkan standar tinggi untuk diri mereka sendiri.” [South China Morning Post]