Menurut Aendra Medita, kurator pameran tersebut, perjalanan seni lukis Indonesia sangat panjang dan penuh warna. Setiap periode dalam sejarah seni lukis Indonesia memiliki karakteristik dan kisah tersendiri, mulai dari klasik, modern, hingga kontemporer
JERNIH– Komunitas Lingkaran menggelar pameran lukisan bertajuk “UNITY Art Project 2024” yang berlangsung mulai 7 hingga 21 September 2024 di Sangkuriang 6 Galeri, Jalan Sangkuriang No. 6 Dago, Bandung. Acara tersebut menjadi ajang pertemuan antara karya-karya maestro seni rupa Indonesia dengan seniman muda, menciptakan harmoni antara tradisi dan inovasi dalam dunia seni lukis.
Pameran ini menampilkan 60 karya seni dari berbagai seniman, termasuk karya maestro, antara lain, Affandi, Ahmad Sadali, Hendra Gunawan, dan Jeihan, serta karya seniman kontemporer lainnya. Nama-nama besar ini tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga telah membawa nama bangsa ke kancah internasional. Karya-karya mereka menjadi tolok ukur estetika dan pandangan konsep seni rupa yang telah tertanam kuat dalam sejarah seni lukis Indonesia.
Menurut Aendra Medita, kurator pameran tersebut, perjalanan seni lukis Indonesia sangat panjang dan penuh warna. Setiap periode dalam sejarah seni lukis Indonesia memiliki karakteristik dan kisah tersendiri, mulai dari klasik, modern, hingga kontemporer. “Seni lukis Indonesia telah melahirkan banyak tokoh besar yang karya-karyanya tidak hanya diakui di dalam negeri, tetapi juga di panggung dunia,” ujar Aendra.
Pameran ini juga menjadi ruang bagi seniman muda untuk menunjukkan karya mereka dan berkolaborasi dengan para maestro. Karya-karya yang ditampilkan mencakup berbagai aliran seperti impresionis, abstrak, surealis, dan realis. Hal ini mencerminkan kekayaan seni rupa Indonesia yang beragam dan terus berkembang.
Moya K. Kamaruddin, ketua Komunitas Lingkaran sekaligus ketua pelaksana pameran, menyatakan bahwa tema “UNITY” dipilih karena mencerminkan semangat kebersamaan dan persatuan. “Persatuan adalah dasar dari jati diri bangsa. Dalam dunia yang semakin terfragmentasi, kita memerlukan rasa kebersamaan yang kuat untuk menghadapi berbagai tantangan,” kata Moya.
Lebih lanjut, Moya menjelaskan bahwa pameran ini tidak hanya menampilkan karya seni, tetapi juga menjadi wadah untuk mempertemukan berbagai pandangan dan apresiasi terhadap seni rupa. “Dengan semangat kebersamaan dan persatuan, kami berharap pameran ini dapat menjadi ajang yang mempertemukan seniman, penikmat seni, dan masyarakat luas dalam ruang kreatif yang inklusif dan inspiratif,”kata dia, menambahkan.
Pameran ini juga dimeriahkan oleh berbagai acara pendukung, seperti penampilan musik Kecapi Suling Srangenge Grup, monolog “Pledoi Bung Karno (Indonesia Menggugat)” oleh Hermana HMT, pentas teater Minikata Gaus “IBU”, tari Merak, pembacaan puisi oleh Budi Godot, musik dari K10 Band, serta live painting oleh Diyanto dan seniman dari Circle Community. Selain itu, akan diadakan diskusi artistik dengan para seniman yang bertujuan untuk memperluas wawasan publik tentang seni rupa.
Pameran “UNITY Art Project 2024” ini tidak hanya menjadi perayaan seni rupa, tetapi juga sebuah refleksi tentang pentingnya kebersamaan dalam keberagaman. Melalui kolaborasi antara karya-karya dari berbagai generasi, pameran ini mengajak kita untuk terus merajut persatuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia seni.
Pameran dibuka secara resmi pada 7 September 2024 oleh Taufan S. Chandrnegara, seorang budayawan terkemuka dari Jakarta, dan akan berlangsung hingga 21 September 2024, setiap hari dari pukul 10.00 hingga 20.00. [ ]