Site icon Jernih.co

Pidato Pedas Joaquin “Joker” Phoenix

Joaquin Phonex berbicara pedas. Tingkat “kepedasannya” tak kalah dengan ungkapan Joker yang diperankannya. Dua ajang penghargaan dunia jadi panggung ungkapan kegelisahannya.

Pidato Joaquin Phoenix saat menerima piala BAFTA di ajang British Academy Film Awards 2020 tak berkait dengan peran Joker di film Joker, bahkan kepada sanak keluarga atau kru film. Tetapi testimoni Phoenix sungguh menggigit.

Ia mengkritik penghargaan perfilman versi Inggris ini atas kurangnya apresiasi terhadap penggiat film berkulit warna. Bahkan Phoenix menyebut rasisme sistemik, di mana hampir seluruh nomine didominasi oleh aktor atau aktris kulit putih.

“Saya juga merasa bertentangan, kami mengirim pesan yang sangat jelas kepada orang-orang kulit berwarna bahwa ‘Anda tidak diterima di sini’,” ujar aktor kelahiran 1974 ini.

Sontak, para undangan keplok hebat. Lantas salah satu tagar kuat di perhelatan yang digelar di gedung glamor Royal Albert Hall London ini adalah bertulis #Baftasowhite. Tagar ini “berkelana” di media sosial.

Ungkapan Phoenix ini bak voice of the voiceless. Begitu banyak artis kulit berwarna yang tak berani bicara seberani Phoenix. Bahkan Cynthia Erivo, aktris kulit hitam yang bermain di film Harriet itu kaget. “Harus ada orang seperti dia (Phoenix), untuk mengubah sesuatu. Kami yang kulit hitam acap kali bicara hal ini tetapi tak pernah didengar,” ujarnya.

Tidak banyak artis yang berani ceplas-ceplos Phoenix. Bahkan ia lantang bicara di depan calon raja Inggris, Pangeran William bersama Kate Middleton yang hadir di ajang itu. Saking semangatnya, ia bahkan nyaris lupa membawa piala BAFTA di kategori Aktor Terbaik, usai menutup sambutannya di podium.

BAFTA (British Academy of Film and Television Arts) sendiri sempat menuai kritik sebelumnya. Gara-garanya nominasi yang dikeluarkan pada ajang ke 73 kalinya ini minim sekali oleh artis non kulit putih. Dan, Phoenix langsung “menembak” tak hanya panitia, tetapi jutaan pasang mata yang menontonnya.

Pangeran William yang tak lain Presiden BAFTA angkat bicara. Ia menganggap bahwa ungkapan Phoenix merupakan isu yang serius.

Maka terkuak bahwa di ajang global seperti British Academy saja ada pengecualian, di saat industri film dunia justru tak hanya terepisentrum di Hollywood.

Phoenix lagi-lagi tak berbagi kegembiraan dan kebanggaan setelah terpilih sebagai Aktor Terbaik (lagi) di ajang Academy Awards alias Piala Oscar 2020.

Ia memang memanfaatkan pentas untuk mengenang River Phoenix, sang kakak yang dulunya adalah aktivis pecinta hewan. Tetapi bukan River yang ia maksud dari pidato Phoenix di Oscar.

Masih tajam dan kritis, ia meluapkan isi hatinya soal isu lingkungan dan kepedulian terhadap hewan. Di BAFTA ia bicara kesetaraan ras, di Oscar ia bicara tentang kerakusan manusia.

Ia mencontohkan, bagaimana manusia telah melakukan rekayasa genetika. Sapi dipaksa bunting lewat inseminasi buatan. Ketika jabang bayi sapi lahir, manusia mengambilnya. Sementara susunya diperah dan menghidupi manusia lewat kopi dan sereal.

Dengan tegas ia bicara, “Saya telah menjadi bajingan sepanjang hidup saya. Saya egois, kadang kejam, dan sulit diajak kerjasama.” Sebuah pernyataan yang meupakan pengakuan.

Ia menyalahkan dirinya sendiri, sebagaimana ketika di London, 3 Februari silam. Bahwa ia juga merupakan bagian dari rasisme itu sendiri. Dengan menyalahkan diri, sebenarnya ia ingin menyentil orang-orang yang juga berbuat sama.

Tapi kemudian semuanya menjadi sebuah penyesalan. Karenanya, ungkapan pacar Rooney Mara ini, kemudian diiringi dengan ajakan. Di BAFTA jelas, membuat panitia perlu mempriorotaskan apa yang disebut dengan keberagaman. Pangeran William tampaknya menyetujui.

Di Oscar, ia mengajak orang-orang untuk melakukan penebusan kesalahan masa lalu. Bagi Phoenix menyabet status The Best Actor di BAFTA dan Oscar di tahun 2020 bukan prestasi luar biasa. Justru ketika ia berada di titik tertinggi dunia perfilman, di sekitar itu ada masalah yang menggelayuti.

Seperti Joker yang digelayuti penindasan. Hanya kali ini Phoenix bukan jadi korban. (*)

FILMOGRAFI PHOENIX

1985 – Kids Don’t Tell

1986 – SpaceCamp

1987 – Russkies

1989 – Parenthood

1995 – Too Die For

1997 – Inventing the Abbotts, U Turn

1998 – Return to Paradise, Clay Pigeons

1999 – 8mm

2000 – The Yards, Gladiator, Quills

2001 – Buffalo Soldiers

2002 – Signs

2003 – It’s All about Love, Brother Bear

2004 – The Village, Hotel Rwanda, Ladder 49

2005 – Earthlings, Walk the Line

2007 – We Own the Night, Reservation Road

2008 – Two Lovers

2010 – I’m Still Here

2012 – The Master

2013 – The Immigrant, Her

2014 – Inherent Vice

2015 – Irrational Man, Unity

2017 – You Were Never Really Here

2018 – Don’t Worry He Won’t Get Far on Foot, Marry Magdalene, The Sisters Brothers

2019 – Joker

Exit mobile version