Disaat musim durian, buah tersebut akan dijual dengan berbagai cara. Di pajang pada etalase toko hingga digeletakan di emperan toko. Namun bagaimana pun cara penjualannya, buah ini selalu laris manis. Karena memiliki banyak penggemar.
Buah yang memiliki julukan raja buah ini memiliki aroma khas yang sangat kuat. Bagi penikmat durian, bau tersebut terasa menggoda, dan membuat ingin segera melahapnya. Tapi bagi yang tidak menyukai durian, bau tersebut sangat mengganggu. Bahkan disamakan dengan bau kaki.
Durian (Durio zibethinus) adalah tumbuhan tropis yang berasal dari Asia Tenggara. Durian memilki banyak varietas. Jenis durian lokal yang terkenal adalah Durian parung, Durian lampung, Durian jepara, Durian Palembang, Durian padang, dan Durian Merah Banyuwangi.
Kandungan gizi yang dimilki durian per salut biji adalah 45 kalori, 8.4g karbohidrat, 0.7g protein, 1g lemak, Serat 0.8g, 112mg kalium, 8 mg magnesium, dan 7mg Vitamin C.
Namun bagi beberapa orang, memakan durian dapat menimbulkan elergi. Seperti panas dalam, pembengkakan tenggorokan dan bibir yang berpotensi mengancam jiwa.
Dr Benjamin Loh, dokter di klinik DTAP Bencoolen, Singapur,mengatakan bahwa reaksi alergi adalah ketika tubuh salah mengartikan sesuatu yang tidak berbahaya (dalam hal ini durian) menjadi sesuatu yang berbahaya dan bereaksi berlebihan, mengakibatkan gejala klasik seperti ruam tubuh, pilek, diare, muntah, sesak napas.
Alergi terhadap durian bukanlah sesuatu yang berkembang baru-baru ini, tetapi sudah lama muncul. Dr. Loh mengatakan bahwa sesungguhnya reaksi ‘racun’ durian muncul setiap kali memakannya. Namun karena hal terus sering dilakukan, maka tubuh menjadi peka dan tidak memberikan reaksi Ketika memakan durian dalam jumlah yang sedikit.
Ahli gizi dan pendiri Aptima Nutrition & Sports Consultants, Jaclyn Reutens, mengatakan bahwa mungkin kandungan belerang dalam durian yang menyebabkan alergi, karena ada beberapa orang yang alergi terhadap belerang.
“Selain senyawa sulfur, saya tidak melihat komponen lain dalam durian yang mungkin memicu reaksi apa pun,” katanya.
Penggemar Durian yang mencoba mengatasi alergi dengan minum antihistamin sebelum makan durian, sangat tidak dianjurkan. Dr Loh mengatakan reaksi alergi tidak dapat diprediksi karena jumlah buah yang dikonsumsi tidak sama. Selain itu reaksi yang ditimbulkan pada setiap waktu berbeda.
Selain itu, beredar pula isu yang mengatakan tidak boleh mengkonsumsi durian Bersama dengan alkohol. Reutens membenarkan hal tersebut. Ia menyoroti bahwa senyawa sulfur durian (bahan kimia yang membuat buahnya bau) dapat memengaruhi kemampuan beberapa individu untuk memproses alkohol.
Satu studi klinis menunjukkan bahwa enzim kunci untuk metabolisme alkohol dihambat dengan adanya kadar belerang yang tinggi, yang mengakibatkan jantung berdebar dan muntah. Hal tersebutlah yang membuat beberapa orang merasa sakit perut setelah mengkonsumsi durian dengan alkohol.
Selain itu, menurut Dr. Loh, durian mungkin mengandung zat yang dapat mengurangi kemampuan hati untuk memecah alkohol.
Beredar pula kabar yang mengatakan bahwa buah manggis dapat menetralisir kandungan sulfur durian. Dr. Loh mengatakan bahwa kabar tersebut belum tentu benar, tetapi tidak ada salahnya memakan buah manggis, baik dengan atau tanpa durian.
“Dari sudut pandang medis, kandungan Vitamin C manggis adalah keuntungan, menyediakan antioksidan yang mudah larut dalam air, sambil menangkal infeksi dan membersihkan radikal bebas yang berbahaya dan proinflamasi yang berbahaya,” kata Dr. Loh.
Manggis juga memiliki vitamin B kompleks seperti tiamin, niasin, dan folat untuk memudahkan tubuh memetabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
Selain itu, minum dari kulit buah durian juga dipercaya dapat mengatasi panas dalam setelah memakan durian. Sebuah penelitian mengatakan bahwa kulit durian memiliki nutrisi yang tinggi dan enzim alami, seperti poligalakturonase.
Varietas durian yang memiliki rasa sedikit pahit lebih rendah kalori karena kandungan karbohidrat yang lebih rendah daripada varietas yang lebih manis.
Meskipun demikian, bukan alasan untuk terlalu banyak mengonsumsi varietas pahit karena durian masih merupakan buah yang padat energi. Terutama bagi mereka yang menderita diabetes, karbohidrat dalam durian akan menyebabkan kenaikan tajam kadar gula darah.
Durian, yang tinggi lemak, membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna. Jika dimakan terlalu cepat, dan makan berlebihan. Mengakibatkan beberapa gangguan pencernaan.