“Quo Vadis, Aida?” dinobatkan sebagai film terbaik dalam Penghargaan Film Eropa 2021. Film itu pun dinominasikan menjadi film asing terbaik di Oscar 2021.
JERNIH– Sebuah film tentang pembunuhan massal kaum Muslim Bosnia ditampilkan untuk pertama kalinya di depan umum di Serbia—negara asal para pembunuh–pada Selasa (4/1). Film itu antara lain mengisahkan pembunuhan 8.000 Muslim Bosnia oleh para milisi dan militer Serbia pada 1995.
Lebih dari 1.000 orang menonton “Quo Vadis, Aida?” pada lebih dari dua pertunjukan di kota Novi Pazar, Serbia. Film tentang pembantaian Srebrenica, di mana para milisi ras Serbia di Bosnia membunuh tidak kurang dari 8.000 Muslim di Srebrenica itu dibuat sutradara Bosnia, Jasmila Zbanic.
Husein Memic merupakan direktur pusat budaya yang menayangkan film tersebut. “Tiket terjual habis dalam satu setengah jam,” katanya. “Kami memohon agar film tersebut diputar di seluruh Serbia; sangat tidak masuk akal untuk diputar hanya di Novi Pazar.”
Kedua pertunjukan itu adalah pertama kalinya film itu diputar di bagian mana pun di Serbia. Novi Pazar adalah kota Serbia yang sebagian besarnya Muslim.
“Quo Vadis, Aida?” dinobatkan sebagai film terbaik dalam Penghargaan Film Eropa 2021. Film itu pun dinominasikan menjadi film asing terbaik di Oscar 2021.
Film tersebut menceritakan kisah seorang wanita, Aida, yang merupakan penerjemah untuk PBB di kota kecil Srebrenica. Ketika tentara Serbia mengambil alih kota, keluarganya termasuk di antara ribuan orang yang mencari perlindungan di kamp PBB.
Aida diperankan oleh aktris Serbia, Jasna Duricic. Dia adalah anggota Teater Nasional Serbia dari 1990 hingga 2005. Penghargaan Film Eropa memilihnya menjadi aktris terbaiknya untuk penampilannya di film tersebut.
Film Jasmila Zbanic itu sebelumnya tidak pernah ditayangkan kepada publik di Republik Serbia yang otonom di Bosnia dan Herzegovina, tempat Srebrenica berada. Republik Serbia menentang undang-undang Bosnia, dan menyangkal bahwa pembantaian Srebrenica adalah genosida.
Dua pemimpin penting Serbia Bosnia, termasuk mantan Jenderal Ratko Mladic, dinyatakan bersalah melakukan genosida oleh Pengadilan Kriminal Internasional untuk Bekas Yugoslavia atas tindakan mereka dalam pembantaian Srebrenica. Mladic dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Selain itu pemimpin Serbia (saat itu) Slobodan Milosevic, juga dijatuhi hukuman untuk kejahatannya. Milosevic mati di selnya yang sempit dan bau di Den Haag, Negeri Belanda.
Zbanic mengatakan banyak bioskop di bagian lain Serbia dan di Republik Serbia Bosnia ingin menayangkan film tersebut. Tapi ada ketakutan publik bahwa kalangan orang-orang Serbia akan melakukan kekerasan.
Menurut Boris Isakovic, yang juga memainkan karakter utama dalam film itu, sebenarnya film itu sudah tak lagi sebagaimana versi aslinya. “Jelas bahwa (pemutaran) film ini telah disensor,” kata Isakovic. “Tapi itu menunjukkan kekuatan film ini: bahwa film ini adalah senjata ampuh yang melaluinya cerita bisa dikisahkan.”
[Reuters/ VOA Learning English]