POTPOURRISpiritus

Setetes Embun: Dua Pilar

Mereka bagaikan dua orang yang mengemudikan sebuah perahu. Di depan Paulus menunjukkan arah, di belakang Petrus memegang kemudi dan mengendalikan mesin.

Penulis: P. Kimy Ndelo, CSsR

JERNIH-Hari ini gereja merayakan Hari Raya Santo Petrus dan Paulus.

Petrus dan Paulus, adalah dua pilar utama Gereja, tepatnya dua pilar kekristenan. Ini dua pribadi yang berbeda tapi menjadi penopang bangunan yang kokoh sampai detik ini.

Beberapa hal yang menarik dari dua pribadi ini.

Mereka bagaikan dua orang yang mengemudikan sebuah perahu. Di depan Paulus menunjukkan arah, di belakang Petrus memegang kemudi dan mengendalikan mesin.

Keduanya dipanggil dengan perubahan nama: Simon menjadi Petrus, Saulus menjadi Paulus.

Latar belakang mereka berbeda. Petrus adalah seorang pekerja fisik dengan pendidikan terbatas. Paulus adalah pekerja intelektual dengan pendidikan yang mumpuni. Satu menangkap ikan, sebagai nelayan, yang satu lagi seorang pembuat tenda. Karena itu Paulus lebih dikenal karena tulisan-tulisannya dan menjadi warisan tak ternilai tetapi di sisi lain Petrus menjadi tonggak awal kepemimpinan rasuli di Roma yang diteruskan oleh para Paus.

Petrus pernah menyangkal Yesus, Paulus pernah menganiaya Yesus. Keduanya lalu bertobat dengan semangat “mengasihi Yesus lebih dari segala sesuatu”. Petrus menjadi orang pertama yang mengenal dan mengakui Yesus sebagai “Mesias, Anak Allah yang hidup”, (Mat 16,16) sedangkan Paulus mengakui bahwa “yang hidup di dalam dirinya adalah Yesus Kristus sendiri” (Gal 2,20). Petrus menjadi pewarta Injil khusus kepada orang-orang Yahudi sedangkan Paulus kepada orang-orang Yunani atau bangsa kafir.

Petruslah adalah pemegang kunci Kerajaan Surga (Mat 16,19). Paulus adalah pemegang kunci kepada Injil karena dialah pejuang garis depan untuk membawa orang kepada pertobatan dan iman akan Yesus yang bangkit dari kematian.

Menurut tradisi hidup keduanya berakhir dengan kematian di Roma. Petrus disalib disalib dengan kepala ke bawah dan Paulus mati dipenggal di Fontana di Trevi. Makam Petrus di dalam kota Roma yakni di bawah basilika Santo Petrus dan makam Paulus di luar kota Roma di bawah basilika Santo Paulus.

Satu hal yang pasti, kendati berbagai perbedaan, kini mereka bersatu di surga. Ini karena mereka memilih “jalan, kebenaran dan iman, yang satu dan sama yakni Yesus Kristus. Mereka membaktikan sisa hidup mereka setelah panggilan mereka demi Injil dan Kerajaan Allah dengan segala totalitas sampai pengorbanan nyawa.

Membiarkan diri dipilih dan dituntun oleh Yesus demi pewartaan Injil adalah kunci iman yang bisa dimiliki oleh siapa saja. Petrus dan Paulus tidak lahir sebagai orang beriman tetapi dipilih pada usia yang tidak muda lagi. Kendati demikian mereka bisa berubah menjadi senjata andalan Kristus karena penyerahan diri yang total kepada Kristus.

Yesus mempunyai kuasa untuk mengubah kejahatan menjadi kebaikan. Kita tidak berangkat dari sikap jahat melainkan sikap kurang ini dan itu. Karena itu jauh lebih mudah bagi Yesus untuk mengubah kita dan membuat kita berarti bagi pewartaan Injil keselamatan di dunia ini. Kita hanya perlu membiarkan diri dipimpin dan dituntun oleh Dia, dengan keyakinan dan kesiapan batin bahwa jalan itu tak selalu mudah dan lancar. Komitmen dan kesetiaan bukan hal mudah tetapi dalam tangan Tuhan semua menjadi mungkin.

(SETETES EMBUN, by P. Kimy Ndelo CSsR; ditulis di Biara Santo Alfonsus-Konventu Redemptoris Weetebula, Sumba tanpa Wa).

Back to top button