Site icon Jernih.co

Suami Selingkuh Sudarmi Buldozer Rumah Puingnya Buat Uruk Jalan Desa

“Semua urusan rumah saya yang mengurusi. Kami bikin rumah untuk masa tua, dan akhirnya kesepakatannya dibongkar. Ya dibongkar saja semuanya,” katanya menegaskan.

JERNIH-Setelah mengetahui suaminya berselingkuh dan sempat meniduri selingkuhannya di rumah yang dibangun bersama, dan belakangan minta izin untuk nikah lagi, Sudarmi mengambil jalan pintas. Rumah tersebut dirobohkan menggunakan buldoser hingga rata dengan tanah.

Rumah seharga Rp 300 juta di Desa Kedungbanteng, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, kini sudah hancur setelah dilakukan pembongkaran besar-besaran sejak Rabu (2/2) hingga hari ini Jumat (4/2).

Puing bangunan pun sudah dibersihkan dari lokasi, dan digunakan menguruk jalan desa yang rusak.

“Puing bangunannya, untuk urug jalan desa yang rusak. Pemiliknya dan Pak Lurah mengizinkan untuk dipakai memperbaiki jalan,” ujar tetangga Sudarmi, Sukad.

Rumah mewah tersebut, merupakan hasil jerih payah Sudarmi membangun usaha telur asin di Jakarta. Hasil jerih payah itu, akhirnya diratakan dengan tanah, hanya gara-gara perselingkuhan.

Sudarmi tidak terima dan sakit hati, suaminya, Purwanto berselingkuh dengan wanita lain. Bahkan, sudah beberapa kali Purwanto diingatkan, namun tidak pernah menyadari kesalahannya.

Wanita Idaman Lain (WIL) tersebut, beberapa kali juga berada di rumah mewah itu. Perselingkuhan ini terjadi, saat Sudarmi bersama anak-anaknya berada di Jakarta, berjibaku memasarkan telur asinnya.

“Rumah ini berdiri di tanah milik orang tua, sementara kami sudah berpisah dan sama-sama tidak memiliki hak atas tanah tersebut, jadi lebih baik dihancurkan saja,” kata Sudarmi.

Sudarmi dan Purwanto akhirnya harus mengakhiri jalinan rumah tangganya di Pengadilan Agama, akibat adanya perselingkuhan tersebut.

“Semua urusan rumah saya yang mengurusi. Kami bikin rumah untuk masa tua, dan akhirnya kesepakatannya dibongkar. Ya dibongkar saja semuanya,” katanya menegaskan.

Dia juga menyatakan, rumah tersebut tidak diwariskan ke anak, ataupun dijual dan dibagi uang hasil penjualannya, karena memang sudah kesepakatannya dirobohkan. Material bangunan hasil pembongkaran, juga disumbangkan semuanya ke masyarakat.

Wanita yang sudah dikaruniai dua orang anak ini menegaskan, bisa mencari yang lebih dari rumah mewah yang dihancurkan tersebut.

“Saya tidak mau rumah ini dijual dan uangnya dibagi. Saya bisa mencari yang lebih dari ini,” ujarnya saat menyaksikan pembongkaran rumah mewahnya.

Tak ada penyesalan di wajah Sudarmi saat menyaksikan bangunan rumah mewah itu rata dengan tanah. Penghancuran rumah ini sudah dicegah oleh warga dan perangkat desa. Bahkan, kedua pihak dipertemukan di Balai Desa Kedungbanteng, agar bangunan tidak dihancurkan.

“Sudah kami upayakan berdamai, tetapi semua bersikukuh dihancurkan, alasannya agar tidak ada yang menguasai,” kata Kepala Desa Kedungbanteng, Sunaryo, mengungkapkan.[]

Exit mobile version