Site icon Jernih.co

Taliban, Seruan Jihad dari Madrasah yang Menciutkan Nyali Amerika

Taliban di Provinsi Ghazni

JAKARTA – Dari abad 16 sampai 21, Afganistan adalah negara yang penuh pergolakan. Peperangan dan perebutan kekuasaan menjadi tradisi.  Di Abad 20,  peperangan antara militan sayap kiri Afgnistan yang  mengkudeta pemerintahan Mohammad Daud Khan telah melibatkan Uni Soviet. Hal itu dilakukan untuk menumpas paskan Mujahidin dan front anti komunis Afganistan.  Pada  24 Desember 1979 hampir 13.000 tentara Soviet dikirim untuk menduduki Afganistan. 

Bentang alam Afganistan merupakan pertemuan tiga puncak gunung tertinggi dunia, yaitu Himalaya, Hindu Kush dan Korakorum. Tiga wilayah Geografis Afganistan, yaitu Dataran Tinggi Sentral, Dataran Utara dan Dataran Tinggi Barat daya  terletak di pegunungan Hindu Kush dan HImalaya. Dataran Tinggi Sentral merupakan lokasi yang strategis sebagai medan perang yang ganas karena terdiri dari lembah-lembah yang dalam dan curam.

Kondisi itulah yang membuat Soviet kewalahan saat menghadapi para mujahidin di medan perang. Akhirnya Soviet mengirim 100.000 pasukan lagi. Tambahan pasukan itu membuat Mujahidin terdesak. Amerika Serikat tidak ingin Soviet menguasai Afganistan maka mulai membantu Mujahidin dengan mengirimkan bantuan persenjataan berupa rudal anti pesawat.  Bantuan itu membuat Mujahidin mampu menekan kembali Soviet.

Akibat perang di Afganistan 15.000 tentara Soviet dikabarkan gugur dan pemerintah Soviet menderita kerugian karena besarnya biaya perang. Maka pada 15 Februari 1988 pasukan Soviet ditarik dari Afganistan.  Ketika Uni Soviet bubar pada 26 Desember 1991 akhirnya berakhir pula pengaruh Uni Sovyet di Afganistan.  Muhammad Najibullah yang berkuasa saat itu mengundurkan diri karena tidak ada dukungan  lagi dari Moskow.

April 1992 kelompok Mujahidin memimpin pemerintahan sementara Afganistan. Namun persaingan untuk menguasai Kabul memanas pada 25 April 1992. Ada Enam partai yang terlibat dalam bersaing di antara kelompok mujahidin, yaitu Hizb Islami, Jamiat Islami,  Junnish Milli, Ittihad, Hizb Wahdat dan Harakat Inqilab Islami. Hingga akhirnya tahun 1994 muncul kelompok baru bernama Taliban. Setahun kemudian Taliban menguasai 12 provinsi dari 31 provinsi di Afganistan.

Taliban muncul dimasa Afganistan dipimpin oleh Burhanuddin Rabbani yang  menjadi presiden pada oktober 1992 menggantikan Sibghatullah Mojaddidi dan Jeha-i-Milli Nijat. Rabbani adalah pemimpin salah satu kelompok mujahidin  Jamiat Islami.  Ia memerintah 4 bulan, yaitu sampai Oktober 1992 dan  pada Desember 1992  Rabbani terpilih lagi. Selanjutnya pada Maret 1993 dalam perjanjian Islamabad, delapan partai menyetujui untuk memperpanjang pemerintahan Rabbani selama 18 bulan.

Saat Presiden Rabbani berkuasa, Afganistan  berada dalam keadaan tidak stabil. Kondisi sosial, ekonomi dan keamanan merosot tajam. Korupsi di pemerintahan merajalela. Pemerkosaan dan kejahatan terjadi di jalan-jalan. Lemahnya stabilitas politik membuat sensitifitas keagamaan muncul dan menguat.

Dalam kondisi kacau muncul Mullah Muhammad Omar. Ia menggerakan para pelajar dari Madrasah untuk melawan kejahatan. Seruannya mampu mengumpulkan 15.000 pelajar dari Pasthun Afganistan yang belajar di madrasah-madrasah Islam tradisional di Pakistan. Pada September 1994, Omar bersama 50 orang pelajar kemudian mendirikan Taliban yang berasal dari kata Talib yang berarti pelajar  madrasah.

Pada 3 November Taliban menyerang dan menaklukan Kandahar dan berhasil menguasai 12 provinsi di Afganistan. Sejak itu Taliban populer karena  kemunculannya mendapat dukungan rakyat. Taliban berhasil menciptakan suasana aman. Korupsi diberantas dan hukum ditegakan.

Januari 1995 Taliban dapat menguasai wilayah selatan Afganistan. Seiring dengan itu,  gerakan Taliban yang awalnya  dilandasi misi menumpas kemungkaran karena lemahnya pemerintahan, bergulir menjadi visi politik untuk menerapkan hukum Islam di Afganistan dengan caranya sendiri. Menurut Taliban, syariah dan negara tidak dapat dipisahkan.

Baca juga : Mullah Muhammad Omar, Sang Penembak Jitu Pendiri Taliban

Untuk mencapai puncak kekuasan di Afganistan  maka Taliban harus menaklukan dua kekuatan besar yang berpengaruh saat itu, yakni Presiden Rabbani dan Hikmatyar. Kekuatan Hikmatyar akhirnya dapat dikalahkan pada perang terbuka di Januari 1995.

Tinggal selangkah lagi Taliban menguasa Kabul. Namun saat itu Kabul dijaga kuat oleh Ahmad Shah Massoud, panglima perang berjuluk Singa dari Panjshir itu adalah pahlawan Afganistan yang telah membuat gentar tentara merah Soviet. Pengaruh  Massoud  juga membuat Taliban pesimis.

Sampai tahun 1995 Massoud berhasil mempertahankan Kabul dari Taliban. Salah satu sebab kegagalan Taliban adalah tudingan komunis sehingga kekuatan Taliban terhambat. Namun manuver politik Rabbani yang mengangkat Gulbuddin Hekmatyar sebagai perdana mentri  dan Abdul Rashid Dostum , mantan jendral yang berhaluan komunis membuat loyalis di pihak Rabbani menentangnya. Akhirnya September 1996  Taliban mampu menguasai Kabul.

Rabbani, Hekmatyar dan Massoud mundur ke utara, yaitu ke Jabal al-Saraj, bagian utara kota Bagram. Massoud dengan kekuatannya masih mampu mempertahankan tiga provinsi di Afganistan, yakni Badakhsan, Kunduz dan Takhar. Dengan dikuasainya Kabul oleh Taliban maka pemerintahan Presiden Rabbani yang diakui oleh PBB akhirnya tumbang oleh kudeta.

Maka berkuasalah Taliban di Afganistan dan menamakan negara itu Imarah Islam Afghanistan yang hanya diakui hanya oleh Pakistan, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.  PBB tidak mengakuinya karena Taliban dianggap telah mengabaikan hak azasi manusia dan supremasi hukum. Taliban menerapkan  dasar  Syariah  Islam fundamental versi mereka yang dikabarkan tidak disukai rakyat Afghanistan

Kekuasan Taliban runtuh karena hubungan dengan Osama Bin Laden. Osama mendirikan al-Qaeda pada 1980 untuk mendukung Mujahidin melawan Soviet. Dengan seizin Taliban, Afganistan digunakan al Qaeda untuk melatih para pejuang, membangun jaringan jihadis dan impor senjata.

Agustus 1998 kedutaan Amerika di Afganistan di bom. Presiden Bill Clinton menuduh Osama bertanggungjawab atas serangan itu dan memerintahkan serangan  rudal ke kamp-kamp latihan milter Taliban. Amerika Serikat dan Dewan Keamanan PBB mendesak Taliban untuk menyerahkan Osama. Namun tidak digubris Taliban.

Di masa Presiden Goerge Bush, Amerika Serikat memutuskan untuk mendukung Ahmad Shah Massoud yang menentang Taliban. Langkah Massoud  mendirikan  lembaga-lembaga  demokratis, diantaranya menandatangani deklarasi hak-hak Perempuan banyak menarik penduduk Afganistan untuk pindah ke wilayah yang dikuasai Massoud.  Hal itu membuat cemas Taliban.

Pada 9 September 2001 terjadi insiden bom bunuh diri yang dilakukan dua orang warga Aljazair yang mengaku wartawan. Mereka mendekati Massoud dan meledakan bom yang mengakibatkan tewasnya Massoud. Dua hari kemudian, 11 September  2001 terjadi peledakan  Gedung World Trade Center di Amerika Serikat. Amerika Serikat menuding Osama dibalik peristiwa itu.

Taliban mengutuk peristiwa 11 Sepetember 2001. Namun Presiden Amerika Serikat George W. Bush mengeluarkan  ultimatum agar Taliban  untuk  menyerahkan Osma bin Laden. Taliban setuju akan menyerahkan Osama bila AS menyerahkan bukti-bukti kesalahan Osama. Namun Bush menolak tawaran itu dan bersama NATO mulai menginvasi Afganistan pada 7  Oktober  2001.

Pemerintahan Taliban akhirnya runtuh oleh serangan Pasukan Koalisi selepas peristiwa 11 September 2001. PBB kemudian memberikan mandat pada 20 Desember kepada Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) untuk menjaga keamanan di Kabul. Hamid Karzai ditunjuk untuk menjalankan pemerintahan. Ia juga kemudian  terpilih sebagai Republik Islam Afganistan.

Runtuhnya pemerintahan Taliban disambut penduduk Afganistan. Mereka terlepas dari aturan hukum  yang keras dan larangan-larangan ketat yang diberlakukan Taliban.  Semasa Taliban berkuasa pelaksanaan hukuman mati dan potong tangan dilakukan terbuka di depan publik.

Demkian pula larangan-larangan lainnya seperti memotong jengot menonton TV, musik dan film serta dan hiburan lainnya. Kaum wanita pun dibatasi ruang geraknya. Pelanggaran budaya juga dilakukan Taliban dengan menghancurkan patung Buddha Bumiyan di Afganistan tengah.

Namun, serangan Pasukan Koalisi tidak mampu menangkap Mullah Omar. Dan sejak itu Omar diburu dan  kepalanya dihargai  $10 juta oleh Amerika Serikat. Walau kekuasaan Taliban dapat diruntuhkan namun perlawanan mereka tidak padam. Taliban menyusun kembali kekuatan untuk melancarkan berbagai serangan sampai saat ini kepada Amerika dan pemerintahan Afganistan yang dianggap boneka  Amerika Serikat.

Exit mobile version