“Saya mendukung Akmal dan para penulis lain yang berikhtiar merawat kemajemukan bangsa di tengah globalisasi dan era disrupsi transnasional yang bergerak cepat. Indonesia bukan hanya dibangun oleh para politisi, birokrat dan teknokrat, melainkan juga oleh para rohaniwan yang membangun mental dan spiritual bangsa dengan sungguh-sungguh,”ujar Denny yang sudah menulis 102 judul buku selama empat dekade (1981-2021).
JERNIH—Bila para Aparat Sipil Negara—ASN—rela atau terpaksa–berdiri tegak dalam upacara bendera sebagai cara mereka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-76 RI, Amal Nasery Basral punya cara sendiri untuk itu. Tidak unik, meski tetap saja khas: meluncurkan ‘Taman Iman Taman Peradaban’.
Buku ini berisi biografi 10 tokoh agama di Indonesia. Yang juga khas, penyajiannya dikemas dalam bentuk antologi puisi esai. Kesepuluh tokoh itu terdiri dari lima pemuka agama Islam (KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy’ari, Buya HAMKA, Mr. Sjafruddin Prawiranegara dan Syekhah Rahmah El Yunusiyah) serta lima pemuka agama non-muslim yakni Y.B. Mangunwijaya (Katolik), Ihromi (Protestan), Gedong Bagus Oka (Hindu), Ashin Jinarakkhita (Buddhis) dan Bingky Irawan (Konghucu).
Para tokoh agama tersebut mewakili enam agama resmi yang diakui pemerintah Indonesia. ‘Taman Iman Taman Peradaban’ diterbitkan Penerbit Cerah Budaya Indonesia dalam bentuk PDF yang bisa diunduh dan disebarluaskan secara cuma-cuma.
“Buku ini terbit atas dukungan Denny JA, pemilik Cerah Budaya Indonesia dan penggagas puisi esai, sebagai kontribusi kami di bidang kebudayaan dan literasi bagi negeri tercinta,” ujar Akmal, penulis kelahiran Jakarta, 53 tahun silam. “Kesepuluh tokoh merupakan contoh nyata bahwa fondasi relijiusitas Indonesia dibangun oleh sosok-sosok beragam iman yang mendedikasikan hidup mereka bagi tegaknya peradaban yang bermartabat dengan memuliakan Tuhan sesuai sila pertama Pancasila.”
Sementara Denny JA menyatakan, dirinya melalui Cerah Budaya Indonesia tertarik menerbitkan 10 puisi esai dalam Taman Iman Taman Peradaban ini karena isinya sangat relevan dan kontekstual. “Sebagai seorang yang juga aktif menulis, saya mendukung Akmal dan para penulis lain yang berikhtiar merawat kemajemukan bangsa di tengah globalisasi dan era disrupsi transnasional yang bergerak cepat. Indonesia bukan hanya dibangun oleh para politisi, birokrat dan teknokrat, melainkan juga oleh para rohaniwan yang membangun mental dan spiritual bangsa dengan sungguh-sungguh,” ujar Denny yang sudah menulis 102 judul buku selama empat dekade (1981-2021).
‘Taman Iman Taman Peradaban’ adalah buku ke-21 Akmal Nasery Basral. Dia pernah meraih Fiksi Utama Terbaik Islamic Book Fair 2011 melalui novel sejarah ‘Sang Pencerah’, kisah KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah. Karya-karya lainnya meliputi beragam genre seperti political-thriller dalam trilogi Imperia (‘Ilusi Imperia’, ‘Rahasia Imperia’, ‘Coda Imperia’ 2014-2018), fiksi ilmiah pandemic-apocalyptic (‘Disorder’, 2020), sastra bencana psikologis/psychological disaster literature berjudul ‘Te o Torriatte’ (Genggam Cinta) (2019), saat ini sedang diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang oleh Hanako Ikeda dari Kyodo News Digital), romansa dwilogi ‘Dilarang Bercanda dengan Kenangan’ (2018-2020), novel sejarah (‘Setangkai Pena di Taman Pujangga’, 2020, kisah tentang Buya HAMKA), kumpulan cerpen ‘Putik Safron di Sayap Izrail’ (2020), dan novel antropologis ‘Dayon’ (2021). [ ]