Site icon Jernih.co

Tempat Isolasi Terpusat Jorok, Cuitan Pasien Ini Undang Reaksi Kemenkes

Dari keterangan pasien tersebut dan Siti, memang ditemukan pertentangan. Sebab Siti bilang, isolasi di lokasi karantina terpusat seharusnya diwajibkan bagi pelaku perjalanan luar negeri. Sedang perjalanan domestik, menurut aturannya, diizinkan isolasi mandiri.

JERNIH-Ada kejadian tak enak yang dialami seorang pasien Corona tanpa gejala di Surabaya yang kemudian viral di jagat maya. Dia, dipaksa menjalani isolasi di tempat jorok dan tak higienis.

“Sedih banget dipaksa karantina di fasilitas yang ga jelas, ga higienis dan alur tidak clear,” cuitnya di Twitter, seperti dilihat, Selasa (1/2).

Awalnya, dia melakukan perjalanan dari Cilegon ke Mojokerto, dan sudah menjalani tes PCR dengan hasil negatif. Besoknya, perjalanan dilanjutkan lewat jalur udara menuju ke Surabaya. Saat itulah, dia menceritakan badannya pegal-pegal dan diminta dokter melakukan PCR ulang. Hasilnya, positif Corona.

“Karena ga ada gejala, aku putuskan isoman di rumah. Bapak ibuk di lt bawah, aku lt atas. Kondisi dah lengkap alat dan fasilitas trpisah,” tulisnya melanjutkan cuitannya.

Sehari setelah isoman di rumahnya, pihak Puskesmas menghubungi guna memintanya melakukan tes PCR lagi beserta keluarganya, kemudian diminta menjalani karantina di Hotel Asrama Haji.

“Mereka ga terima alasan apapun. Aku bilang fasilitas dirumah uda trpisah semua, mereka ga peduli. Ttp wajib di HAH… aneh bgt maksa? Pdhl di peraturan kemenkes boleh isoman,” ujarnya menjelaskan.

Singkat cerita, Ketua RT memintanya melakukan isolasi di karantina terpusat yang sudah disiapkan. Namun ketika sampai di tempat yang dimaksud, dia kaget lantaran hotel dalam keadaan kotor.

“Kalo karantina dipaksa di fasilitas pemerintah kan brrti krn fasilitas kita ga mumpuni ya…. lha kok malah tambah kyk gini? Ini mah negatif covid trus positive herpes sama pes gimana…. juorok buangeeeeet sampah diambil 1x sehari pdhl isinya makanan… bau kan..,” katanya menilai.

Di lain pihak, menanggapi pernyataan pasien tersebut, juru bicara vaksinasi Covid-19, Kementerian Kesehaan RI Siti Nadia Tarmizi bilang, sudah seharusnya lokasi karantina terpusat layak dan ada tim gabungan yang memberi penilaian. Dan satgas setempat, diminta lakukan evaluasi.

“Yang pasti harus layak ya dan ada tim gabungan yang akan memberikan penilaiannya,” kata Siti kepada wartawan.

Tentu, masukan dari pasien melalui cuitannya tersebut menjadi bahan evaluasi perbaikan satgas.

“Dan dicoba dicarikan jalan keluar yang tentunya tetap demi keselamatan bersama,” ujar Siti.

Dari keterangan pasien tersebut dan Siti, memang ditemukan pertentangan. Sebab Siti bilang, isolasi di lokasi karantina terpusat seharusnya diwajibkan bagi pelaku perjalanan luar negeri. Sedang perjalanan domestik, menurut aturannya, diizinkan isolasi mandiri.

Setelah cuitannya yang mengundang reaksi dari Kementerian Kesehatan tersebut, pagi tadi, sejumah petugas langsung membenahi ruang isolasi.

Pasien OTG akun @swimmin_dory menuturkan per pagi ini, Selasa (1/2), sejumlah petugas sudah mulai membenahi ruangan isolasi di tempat karantina terpusat. Bersih-bersih juga dilakukan.

“Update, di sini dah banyak orang mulai beberes, wallpaper2 yg dah mlungker2 ini lagi digarap… mulai dibersihkan sapu pel… semoga lift nya juga segera nyala yaaa,” katanya akun @swimmin-dory.[]

Exit mobile version