Site icon Jernih.co

Tubuh Pria ini Produksi ‘Antibodi Superman’ Untuk kalahkan Covid 19

Mock up Dr Alessandro Giardini yang tubuhnya menghasilkan antibodi super

INGGRIS — Setelah berjuang selama tujuh hari menggunakan ventilator melawan virus corona, Dr Alessandro Giardini akhirnya sembuh. Malah kesembuhannya itu membawa berkah, karena darahnya dapat menyelamatkan nyawa orang lain yang terinfeksi Covid-19.

Dailymail melaporkan Dr Giardini (46) layak dijuluki ‘antibodi Superman’ . Ia adalah satu dari lebih dari 2.000 warga Inggris yang telah pulih dari Covid-19 dan telah menyumbangkan plasmanya sebagai pengobatan potensial melawan penyakit tersebut.

Ayah dua anak ini memiliki antibodi 40 kali lebih tinggi daripada siapapun pasien yang sembuh normal di Inggris. Dan antibodinya telah diujikan kepada 400 orang penderita corona.

Tingkat antibodi dapat digambarkan : semakin besar angka dasar, semakin tinggi jumlah antibodi. Satu per seratus adalah ambang yang digunakan dalam uji plasma Covid-19.

Hal itu berarti, antibodi masih aktif melawan virus corona walaupun plasmanya mengalami penurunan 100 kali dari kekuatan biasanya.

Dr Giardini memiliki tingkat antibodi 1 per 2.560. Artinya satu dari 2.560 plasmanya penuh dengan antibodi yang masih bisa melawan virus walaupun diencerkan lebih dari 2.500 kali.

Tingkat antibodi Dr Giardini yang luar biasa itu ditemukan ketika NHS Blood and Transplant (NHSBT) melakukan uji coba menganalisis darah 400 pasien Covid-19.

“Dia mungkin juga memiliki gen yang mampu meningkatkan produksi antibodi” kata David Roberts, seorang profesor hematologi di University of Oxford dan seorang direktur medis di NHSBT.

“Untuk mengembangkan obat atau vaksin dapat memakan waktu bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun. Sedangkan terapi plasma hampir tersedia secara instan,” kata Dr Colin Hamilton-Davies, konsultan anestesi dan perawatan kritis di Rumah Sakit Bart di London.

Dr Giardini mengatakan dia merasa bangga telah menyumbangkan plasma-nya sebagai ‘hadiah untuk orang lain’. “Aku tahu tentang program plasma pemulihan, jadi aku mengharapkan panggilan dan menyumbang. Aku merasa harus memberikan kembali.” Kata Dr Giardini.

Dr Giardini bekerja di Great Ormond Street Hospital London sebagai ahli jantung anak-anak. Ia kini memimpin kampanye kepada pasien yang pulih dari Covid-19  untuk menyumbangkan plasma darah mereka.

“Orang yang sakit parah menghasilkan lebih banyak antibodi, yang dapat ditransfusikan untuk berpotensi membantu orang lain.” Kata Profesor David Roberts, dari NHSBT.

Penelitian antibodi pada pasien coronavirus di China dan AS telah menghasilkan hasil yang menjanjikan. Tentu masih ingat nama Tiffany Pinckney, ia adalah penderita Covid 19 yang sembuh dan menjadi pendonor pertama plasma darah di Amerika.

Kini NHSBT berusaha mengumpulkan plasma dari ribuan korban corona untuk digunakan dalam dua percobaan besar yang sedang berlangsung di rumah sakit di Inggris. Siapapun yang telah sembuh dari Covid 19 dapat mendonorkan darahnya.

Plasma diambil sekitar empat minggu setelah pasien mengalami gejala terakhir, yaitu disaat tingkat antibodi mencapai puncaknya. Donor dengan tingkat antibodi yang sangat tinggi akan diminta untuk memberikan plasmanya dua minggu sekali. Dan Dr Giardini sudah dipesan untuk memberikan donasi kedua.

Menyumbangkan dua unit plasma membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Darah donor disalurkan melalui mesin yang memisahkan plasma. Sebelum diinfuskan ke pasien penderita Covid-19, tingkat antibodi plasma di-skrining untuk diperiksa bila ada infeksi lain.

Setelah memasuki tubuh, plasma yang kaya antibodi dari pasien Covid-19 yang telah sembuh akan melawan virus corona. Sehingga membantu memulihkan kesehatan seseorang yang terinfeksi.

Data NHSBT baru-baru ini menunjukkan donor plasma yang berjenis kelamin laki-laki, berusia di atas 35 atau telah dirawat di rumah sakit, kemungkinan besar memiliki tingkat antibodi yang cukup tinggi untuk digunakan dalam transfusi.

Uji coba Randomized Embedded Multifactorial Adaptive Platform Trial for Community- Acquired Pneumonia (REMAP-CAP) akan dilakukan di 80 rumah sakit di Inggris untuk membandingkan 1.000 pasien yang diterapi plasma darah dengan 1000 pasien lainnya yang dirawat biasa.

Hasil uji coba itu diperkirakan selesai akhir musim panas ini. Dan jika pengobatan plasma terbukti aman dan efektif maka dapat dengan cepat digunakan di rumah sakit di seluruh negeri.

‘”Memperlakukan 1.000 pasien per minggu akan luar biasa. Plasma yang tersedia, dikumpulkan dan diberikan dengan mudah. Ini adalah cara bagi orang sakit dapat berkontribusi langsung membantu dan menyelamatkan nyawa orang lain.”  kata Profesor Roberts.

Exit mobile version