Site icon Jernih.co

Begini Cara Nyamuk Wolbachia Hambat Sebaran DBD

Nyamuk jantan ber-Wolbachia jika kawin dengan nyamuk betina tanpa Wolbachia maka telurnya tidak akan menetas.
Nyamuk betina ber-Wolbachia kawin dengan jantan tidak ber-Wolbachia seluruh telurnya akan menetas. Namun, telur-telur tersebut akan mengandung bakteri Wolbachia.

JERNIH-Beberapa hari terakhir, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan berbagai informasi adanya nyamuk yang dikenal sebagai nyamuk Wolbachia yang disebut mampu menurunkan penyebaran demam berdarah dengue (DBD).

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahkan memastikan jika pihaknya telah menyebar nyamuk Wolbachia untuk menekan penyakit DBD di lima kota Indonesia karena nyamuk dengan bakteri Wolbachia diklaim dapat menurunkan penyebaran kasus DBD secara signifikan.

Lalu, bagaimana cara nyamuk tersebut bekerja hingga mampu menurunkan penyebaran DBD?

Riris Andono Ahmad yang merupakan peneliti di Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada sekaligus anggota peneliti World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta menyebut jika pihaknya melepas jutaan telur nyamuk yang telah ber-Wolbachia jantan dan betina dalam kurun waktu sekitar enam bulan di populasi nyamuk Aedes aegypti.

Tujuan pelepasan di populasi tersebut adalah agar nantinya setelah menetas, maka sebagian besar nyamuk di populasi tersebut telah memiliki Wolbachia.

Selanjutnya nyamuk jantan ber-Wolbachia jika kawin dengan nyamuk betina tanpa Wolbachia maka telurnya tidak akan menetas.

Apabila nyamuk betina ber-Wolbachia kawin dengan jantan tidak ber-Wolbachia seluruh telurnya akan menetas. Namun, telur-telur tersebut akan mengandung bakteri Wolbachia.

Bakteri Wolbachia dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti dapat menurunkan replikasi virus dengue sehingga dapat mengurangi kapasitas nyamuk tersebut sebagai vektor dengue.

Dengan demikian nyamuk betina mengandung virus DBD tidak dapat menghasilkan telur yang menetas sehingga pertumbuhan populasi nyamuk yang mengandung virus DBD tersebut bisa ditekan.

“Diharapkan nantinya dapat menurunkan penularan virus dengue” kata Riris, dikutip laman UGM. (tvl)

Exit mobile version