Relawan dalam fase uji klinik vaksin Merah Putih akan memperoleh dua dosis vaksin.
JERNIH-Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), pada Senin (7/2/2022), telah memberikan persetujuan pelaksanaan uji klinik (PPUK) perdana untuk vaksin karya anak bangsa, yaitu vaksin Merah Putih.
Peneliti Utama Uji Klinik Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga (Unair) Dominicus Husada mengatakan nantinya subjek atau relawan dalam fase uji klinik vaksin Merah Putih akan memperoleh dua dosis vaksin.
“Vaksin disuntik dua kali dengan jarak empat minggu. Jadi saringan, lolos, baru disuntik. Nanti empat minggu lagi suntikan kedua, setelah suntikan kedua baru dinilai seperti vaksin Sinovac,” kata Dominicus, di Jakarta, pada Senin (7/2/2022).
Pemberian dua dosis dimaksud untuk melihat indikator-indikator yang menjadi syarat keberhasilan vaksin saat melakukan uji coba pada manusia.
Setelah penyuntikan pertama, pihaknya akan meneliti apakah terjamin keamanan vaksin serta memperhatikan efek samping yang akan ditimbulkan paska pemberian vaksin, seperti apakah demam atau menderita penyakit lainnya.
Untuk penyuntikan dosis kedua akan dilihat sejauh mana kekebalan atau anti bodi dapat terbangkitkan.
Adapun kendala yang mungkin terjadi dari penyuntikan adalah reaksi yang berbeda dan tak terduga, sehingga berbagai kemungkinan baru bisa dinilai setelah pengujian dilakukan.
“Walaupun persiapan kita baik, ada hal-hal yang membuat manusia menjadi unik satu sama lain sehingga kita akan menunggu sampai uji klinik berakhir. Mungkin yang baik di uji hewan, baik di orang, tapi bisa juga baik di hewan, tidak baik di orang. Semua kemungkinan terbuka,”
Saat ini sudah ada 495 relawan yang bersedia mengikuti uji coba klinik tersebut. Dengan rincian 90 relawan pada fase I dan 405 relawan pada fase II.
Ia berharap kedua fase uji klinik dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sehingga vaksin Merah Putih dapat menjadi vaksin pertama yang diproduksi di Indonesia dari anak bangsa untuk bangsa.
“Iinilah vaksin pertama yang kita bikin sepenuhnya untuk orang Indonesia dari orang Indonesia,”.
Dominucus menyebut vaksin Merah Putih telah diujikan pada hewan baik yang kecil seperti tikus atau besar seperti kera, dan berjalan dengan baik dan sesuai dengan prosedur standar yang ada.
Dijelaskan Dominicus, selama pengujian terhadap hewan terjamin keamanan serta kekebalan yang diciptakan terbukti dapat menjadi lebih tinggi, maka pengujian terhadap manusia bisa dilakukan. (tvl)