Mereka yang terinfeksi varian Omicron XE memiliki gejala dan tingkat keparahannya bergantung pada vaksinasi dan kekebalan yang didapatkan dari infeksi sebelumnya.
JERNIH-Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Selandia Baru mengumumkan temuannya kasus pertama varian Omicron XE di perbatasan negara mereka. Ini adalah temuan varian Omicron XE pertama yang diketahui di Selandia Baru.
Pengumuman itu dilakukan pada Sabtu (23/4/2022) berkaitan dengan perkembangan dan mutase virus Corona di negara tersebut.
“XE telah menyebar di luar negeri dan kehadirannya di Selandia Baru tak terduga,” kata Kemenkes.
Sumber Kemenkes Selandia Baru menjelaskan kronologis temuannya itu berawal dari kedatangan seseorang dari luar negeri yang terkonfirmasi mengidap varian Omicron XE.
baca juga: Vaksin Ini akan Jadi Vaksin Wajib Setelah Vaksin Covid
Orang tersebut tiba di Selandia Baru pada 19 April dan menjalani tes Covid-19 keesokan harinya dengan pengurutan keseluruhan genom lantas mengonfirmasi varian XE.
Kini orang tersebut tengah menjalani isolasi di rumahnya dengan tetap mendapat pengawasan dari pihak Kemenkes.
Selandia Baru kini berada dalam status oranye di mana tidak ada pembatasan pertemuan.
baca juga: BPOM Setuju Larangan Jual Rokok secara Ketengan
Kemenkes Selandia Baru, memperingatkan warga agar menerapkan protokol kesehatan Covid-19, selagi mereka melewati libur panjang akhir pekan Anzac,
“Pertama sudah divaksin. Kedua, memakai masker. Dan ketiga, di rumah saja dan menghindari kerumunan jika kondisi badan tidak sehat,” katanya.
Sejak virus Corona mewabah otoritas Kesehatan Selandia Baru mencatat 875.794 kasus terkonfirmasi Covid-19.
Kemenkes mencatat jumlah kematian 19 kasus kemudian 7.930 kasus komunitas dan 494 pasien rawat inap Covid pada. Sebanyak 55 kasus baru Covid juga terdeteksi di perbatasan Selandia Baru.
Varian XE sendiri merupakan hasil mutasi dari BA.1 dan BA.2, serta disebut sebagai cicit omicron. XE juga diyakini sangat menular dan membuat keampuhan vaksin untuk Covid-19 dipertanyakan.
Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut jika XE 10 kali lebih menular dari omicron. Angka tersebut menjadi tingkat penularan tertinggi dari seluruh strain yang ada sebelumnya. (tvl)