Site icon Jernih.co

Kemenkes: Masyarakat di Kawasan Banjir Agar Waspadai Penyakit Ini

Beberapa hewan ditengarai menjadi perantara penyebaran leptospirosis yakni tikus, sapi, anjing, dan babi.

JERNIH-Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan masyarakat terutama yang tinggal di kawasan banjir untuk mewaspadai munculnya penyakit leptospirosis, sebab penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospiraitu sering muncul di kawasan banjir.

“Penting kewaspadaan kita, apalagi musim hujan dan musim banjir, khususnya mewaspadai leptospirosis,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, pada Rabu (1/3/2023).

Data Kemenkes menyebut jika per Desember 2022 terdapat 1.408 kasus leptospirosis yang dilaporkan dinas kesehatan provinsi kepada Kemenkes dan sebanyak 139 kasus di antaranya dinyatakan meninggal.

“Leptospirosis juga dapat menyebabkan kematian walau jumlahnya kecil,” kata dia.

Adapun provinsi dengan laju kasus tertinggi pada periode tersebut, peringkat pertama adalah Jawa Tengah dengan jumlah 502 kasus, kematian 70 jiwa, dan Case Fatality Rate (CFR) berkisar 13,94.

Selanjutnya Provinsi Jawa Timur mencapai 401 kasus, 14 kematian, dengan CFR 3,49. Yogyakarta sebanyak 235 kasus, 13 kematian dan CFR 5,53.

Peringkat ketiga adalah Provinsi Jawa Barat berkisar 187 kasus, 30 kematian, dan CFR 16,04. Provinsi Banten 64 kasus, 12 kematian, dan CFR 18,75. Provinsi DKI Jakarta melaporkan tujuh kasus, nol kematian, dan CFR 0,00.

“Itu adalah provinsi yang rutin mendeteksi dan melaporkan kasus leptospirosis. Belum tentu provinsi lain nol, tidak ada kasus. Tapi mungkin tidak dilaporkan,” kata Nadia menjelaskan.

Mereka yang terinfeksi Lepospirosis akan merasakan gejala demam, sakit kepala, mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, mata merah, nyeri otot, sakit perut, hingga bintik merah pada kulit yang tidak hilang saat ditekan. Gejala tersebut muncul dua sampai empat pekan setelah terinfeksi bakteri leptospira.

Beberapa hewan ditengarai menjadi perantara penyebaran leptospirosis yakni tikus, sapi, anjing, dan babi. Bakteri leptospira menyebar melalui urine atau darah hewan-hewan tersebut yang sudah terinfeksi.

Seseorang dapat terserang Leptospirosis, jika terkena urine hewan tersebut atau kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi. Bakteri tersebur dapat menyebar melalui air dan tanah yang terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri leptospira.

Adapun pencegahan terhadap Leptospirosis adalah dengan mengenakan alat pelindung diri, seperti sarung tangan, sepatu bot, dan pelindung mata saat bekerja di area yang berisiko menularkan bakteri leptospira. (tvl)

Exit mobile version