Site icon Jernih.co

Lima Makanan Sehari-hari Ini Terkait dengan Peningkatan Risiko Kanker

Makanan-makanan yang berisiko menimbulkan penyakit kanker ini juga seringkali ada di piring kita saat makan sehari-hari.

JERNIH – Menghindari beberapa makanan sebenarnya dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker. Makanan-makanan yang berisiko menimbulkan penyakit kanker ini juga seringkali ada di piring kita saat makan sehari-hari.

Sesuai penelitian, makanan tertentu telah dikaitkan dengan peningkatan risiko. Berikut adalah lima makanan sehari-hari yang ditemukan memiliki hubungan dengan peningkatan risiko kanker.

1. Minyak sayur terhidrogenasi

Ini adalah jenis lemak yang digunakan produsen makanan untuk menjaga makanan tetap segar lebih lama. Penelitian telah menemukan bahwa minyak sayur terhidrogenasi terkait dengan peningkatan risiko terkena kanker prostat. Ini karena lemak trans adalah salah satu jenis lemak terburuk. Mereka diketahui berkontribusi terhadap kanker, penyakit jantung dan masalah sistem kekebalan tubuh.

The World Cancer Research Fund atau Dana Penelitian Kanker Dunia tidak menemukan bukti langsung bahwa makan sayur dan minyak biji dalam jumlah sedang meningkatkan risiko kanker. Hanya saja lemak dan minyak tinggi kalori sering ditemukan pada makanan olahan seperti kue kering dan biskuit.

“Kita tahu bahwa sering mengonsumsi makanan olahan berkalori tinggi dapat berkontribusi pada penambahan berat badan dan obesitas, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko Anda dari setidaknya 12 jenis kanker yang berbeda,” demikian catatan badan kesehatan itu.

2. Makanan asin

Penelitian telah menunjukkan bahwa makanan mengandung tinggi garam dapat menjadi faktor penting untuk mengembangkan kanker lambung. Garam dapat merusak lapisan lambung dan menyebabkan jaringan tubuh rusak. Jika dibiarkan berkembang, reaksi ini dapat menyebabkan kanker perut. Tekanan darah tinggi juga bisa disebabkan oleh terlalu banyak garam dalam makanan.

Meskipun mungkin tidak menambahkan terlalu banyak garam ke dalam makanan yang Anda masak, sebagian besar garam yang kita konsumsi berasal dari makanan yang dikemas dan dibawa pulang seperti pizza, pie, saus, roti, dan sereal sarapan. Perlu dicatat bahwa makanan masih bisa tidak terasa asin padahal memiliki kandungan garam yang tinggi.

3. Gula rafinasi

Gula rafinasi adalah bentuk olahan dari gula alami yang diekstraksi dari makanan seperti tebu, bit gula, dan jagung. Sifat olahan gula rafinasi dapat menyebabkan sel kanker melakukan metabolisme di dalam tubuh. Gula rafinasi juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.

“Tidak ada bukti yang kuat bahwa gula rafinasi atau jenis gula lainnya menyebabkan kanker,” kata Cancer Research UK. Meskipun demikian, terlalu banyak gula dalam makanan kita dapat mempersulit menjaga berat badan yang sehat, demikiran peringatan badan amal itu.

4. Tepung putih olahan

Bahan lain yang mengkhawatirkan adalah tepung putih olahan, yang ditemukan dalam kue kering, roti, dan bahan makanan sehari-hari lainnya. Tepung diputihkan dengan gas klorin, yang merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membuat tepung lebih putih.

Tepung putih olahan meningkatkan kadar insulin dan gula darah karena tingkat glikemiknya yang lebih tinggi. Tumor kanker lebih mudah tumbuh di dalam tubuh jika kadar gula darah seseorang lebih tinggi. Peningkatan kadar gula darah menyebabkan resistensi insulin, yang dapat meningkatkan risiko kanker usus besar, serta kanker lain seperti kanker ginjal.

5. Daging olahan

Makan lebih dari 700 gram (berat mentah) daging merah seminggu dapat meningkatkan risiko kanker usus. Penelitian menunjukkan bahwa ada bahan kimia tertentu dalam daging merah dan olahan, baik yang ditambahkan maupun yang terjadi secara alami, yang menyebabkan makanan ini bersifat karsinogenik.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan daging olahan termasuk ham, bacon, dan salami sebagai karsinogen Grup 1 (dikenal menyebabkan kanker). Ini berarti ada bukti kuat bahwa daging olahan menyebabkan kanker. Mereka juga dapat meningkatkan risiko kanker perut.

Selain itu, pengawet nitrit dan nitrat yang digunakan untuk mengawetkan daging olahan menghasilkan bahan kimia N-nitroso yang dapat menyebabkan kanker usus. Mengurangi daging merah dan daging olahan akan mengurangi risiko kanker Anda. [ToI]

Exit mobile version