Kayasan merupakan pasien kanker yang mungkin adalah “satu-satunya orang di dunia yang memegang rekor positif Covid selama 14 bulan”.
JERNIH-Seorang warga Turki bernama Muzaffer Kayasan harus tinggal di rumah sakit selama sembilan bulan, setelah diketahui terinfeksi Covid-19. Aturan di Turki menyebutkan seseorang yang positif terkena Covid harus menjalani isolasi selama tujuh hari.
Namun sejak pertama kali terinfeksi virus corona, Muzaffer terpaksa harus memperpanjang waktu rawatnya karena setidaknya 78 tes Covid-19 dalam 14 bulan terakhir yang dijalaninya menunjukkan dirinya masih positif mengidap virus corona.
“Mungkin ini Covid perempuan. Ia senang sekali dengan saya karena saya tipe orang yang hangat … jadi dia senang berada di dalam tubuh saya,” kata Kayasan dengan nada positif
Hingga saat ini ia telah dirawat di rumah sakit selama sembilan bulan dan kemudian menjalani rawat jalan selama lima bulan, sebagaimana dilansir sejumlah media Turki.
Dokter mengatakan Kayasan, yang juga merupakan pasien kanker, mungkin adalah “satu-satunya orang di dunia yang memegang rekor positif Covid selama 14 bulan”.
Sementara Kayasan Nampak selalu positif menghadapi penyakitnya. Ia bahkan bercanda “virus corona sangat terobsesi dengan dirnya”.
“Saya berpikiran, mungkin ini sudah nasib saya,” katanya.
Beberapa waktu ia sempat berpikir, jika virus ini akan membuatnya meninggal dunia karena ia adalah penderita leukemia, kanker darah akibat tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah putih secara tidak normal. Namun ternyata ia mampu bertahan hingga saat ini.
Ia juga mengaku tak tahu kapan virus corona akan keluar dari tubuhnya, setelah setahun lalu ia beritahu terinfeksi virus corona.
“Saya [sebenarnya] sudah pulih. Yang terjadi adalah, masih ada sisa-sisa virus di tubuh saya. Ini satu-satunya penjelasan mengapa hasil tes [dalam satu tahun terakhir] selalu positif. Bagi saya tak masalah, namun saya tak bisa berinteraksi secara normal dengan keluarga dekat saya,” kata Kayasan kepada media.
Akibat infeksi Covid-19 yang berkepanjangan, ia tak dapat menjalani vaksinasi.
“Ini memang menyulitkan. Karena kondisi ini pula, saya tak bisa divaksinasi,” tambahnya.
Meskipun hingga saat ini ia bisa bertahan, namun kondisinya sangat buruk. Berat badannya turun drastis hingga di bawah 50 kilogram. “Virus corona nyaris membunuh saya,” ungkap Kayasan.
Selama menjalani isolasi, laki-laki berusia 56 tahun kerap menerima kunjungan istri, anak laki-laki, dan cucu perempuannya, Azra, semua dengan mematuhi protokol kesehatan.
Wajahnya selalu cerah setiap menerima kunjungan cucunya. Kontak fisik tak berlangsung lama dan Azra kemudian berada di luar rumah, untuk meminimalkan interaksi langsung dengan sang kakek.
“Saya akan bermain dengan kamu kalau sudah sehat nanti,” kata Kayasan penuh harap.
Para dokter meyakini kondisi Muzaffer mungkin disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang melemah akibat leukemia.
Sementara Serap Simsek Yavuz, dokter yang merawat Kayasan, memantau secara ketat kondisi Kayasan karena khawatir virus yang berada dalam tubuhnya mengalami mutasi.
Sedangkan Cagri Buke, guru besar penyakit menular, mengatakan apa yang menimpa Muzaffer Kayasan, yang selalu positif Covid setiap kali dites selama 14 bulan adalah hal yang sangat jarang.
“Meski demikian, 99% kemungkinannya virus tersebut tidak lagi aktif dan karenanya tidak akan menularkan penyakit,” kata Buke. (tvl)