Site icon Jernih.co

Selama Dua Tahun 711 Tenaga Perawat Indonesia jadi Korban Covid

Terhadap para tenaga perawat yang gugur karena Covid tersebut, pemerintah memberi penghormatan dengan anugerah tanda kehormatan bintang jasa kepada ahli waris.

JERNIH-Pemerintah mencatat sebanyak 711 tenaga perawat di Indonesia menjadi korban keganasan Covid-19 dalam kurumm waktu dua tahun.

“Selama dua tahun ini jumlah petugas tenaga kesehatan terkonfirmasi Covid-19 berjumlah 9.423 orang. Kami juga berduka atas wafatnya 711 perawat yang meninggal karena COVID-19. Ini duka kami yang mendalam,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kunta Wibawa Dasa Nugraha dalam webinar Hari Perawat Nasional Ke-48 Tahun yang diikuti dari Zoom di Jakarta, pada Kamis (17/3/2022)t.

Kunta mewakili pemerintah menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas wafatnya para tenaga perawat tersebut dan berjanji berkomitmen dalam perlindungan dan memberi kesejahteraan tenaga perawat di Indonesia.

baca juga: Setelah Covid Berubah Status Endemi Pasien Tanggung Sendiri Biaya Perawatan

“Untuk kebijakan, kami ingin perawat sebagai garda terdepan tidak hanya sebagai vaksinator, tapi juga layanan di rumah sakit. Maka, berbagai macam fasilitas dan pelatihan kami berikan kepada perawat,” katanya.

Adapun yang dimaksud fasilitas adalah tempat penginapan untuk isolasi mandiri, transportasi hingga insentif.

Pernyataan Kunta senada dengan sambutan Presiden RI Joko Widodo dimana dalam pidato sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh tenaga perawat Indonesia atas pengabdian, kerja keras, terutama saat pandemi Covid-19.

“Saya juga menyampaikan duka cita, belasungkawa yang dalam atas gugurnya 711 orang perawat saat menjalankan tugas mulia menolong masyarakat yang sakit,” katanya.

Pemerintah juga memberi penghormatan dengan anugerah tanda kehormatan bintang jasa kepada ahli waris.

Pemerintahan juga menjanjikan beasiswa pendidikan bagi perawat guna meningkatkan kompetensi dalam melayani masyarakat.

“Kita buka beasiswa kepada perawat di daerah terpencil, diprioritaskan untuk sekolah lebih tinggi lagi. Ini salah satu dari enam pilar. Pilar kelima, mengenai pengembangan SDM ditingkatkan mutu, jumlah SDM, distribusi tenaga kesehatan ke seluruh Indonesia,” kata Kunta Wibawa. (tvl)

Exit mobile version