Menkes mengatakan pemerintah masih mendiskusikannya antara dua kemungkinan penggunaan vaksin yakni homolog atau sama dengan vaksin sebelumnya atau berbeda alias heterolog.
JERNIH – Pemerintah akan mulai memberikan suntikan booster Covid-19 kepada masyarakat umum mulai 12 Januari 2022 seiring merebaknya varian Omicron di Tanah Air.
“Sudah diputuskan Pak Presiden bahwa (program) akan dimulai pada 12 Januari,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Senin (3/2/2022). Vaksinasi booster hanya akan diberlakukan di kabupaten/kota dengan cakupan vaksinasi dosis satu 70 persen dan dosis dua 60 persen.
Budi mengatakan bahwa pemerintah masih mendiskusikannya antara dua kemungkinan penggunaan vaksin yakni homolog atau sama dengan vaksin sebelumnya atau berbeda alias heterolog. “Mudah-mudahan tanggal 10 (Januari 2022) sudah ada keputusannya setelah mendapatkan rekomendasi dari ITAGI dan BPOM,” ujarnya. “Sekitar 21 juta orang akan tercakup dalam program booster bulan ini,” kata Budi.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan ada tiga jenis vaksin yang sedang dikaji untuk vaksinasi booster, yaitu Pfizer, AstraZeneca, dan Sinovac.
Senada dengan Airlangga, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) menyebut, bahwa ada tiga vaksin Covid-19 yang bisa dijadikan booster pada Januari 2022, yakni Pfizer, AstraZeneca, dan Sinovac. Ketiga vaksin Covid-19 tersebut diberikan secara homologous, atau dengan jenis vaksin Covid-19 yang sama.
Indonesia telah memvaksinasi 42 persen dari 270 juta penduduknya, menggunakan suntikan yang diproduksi oleh Sinovac Biotech, Pfizer/BioNTech atau Moderna China. Budi mengatakan pada konferensi pers bahwa pemerinta membutuhkan sekitar 230 juta dosis untuk booster dan telah mengamankan hampir setengahnya.
Varian Omicron telah menginfeksi lebih dari 150 orang di Indonesia sejak terdeteksi bulan lalu, yang mayoritas adalah wisatawan internasional. Budi mengatakan enam kasus berasal dari transmisi lokal di ibu kota Jakarta, Surabaya, Medan, dan pulau Bali. [*]