Congkak, sombong, takabur, merasa paling jago dan paling kuat, karena didukung jumlah yang banyak, dan berbagai hal lainnya yang mendorong sifat itu, ternyata menjadi sumber kekalahan paling fatal.
Oleh : H.Usep Romli HM
Kepada kaum Muslimin generasi awal (assabiqunal awwalun), Allah SWT telah memberi pertolongan dalam menghadapi berbagai kesulitan. Termasuk di medan perang berskala besar (gazwah) yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad Saw,. seperti perang Badar, Uhud, Khanda, dan “Futuh Mekkah” (penaklukan kota Mekah).
Walaupun jumlah mereka sedikit, berkat pertolongan Allah SWT, selalu mendapat kemenangan. Sesuai dengan firmanNya, Q.S.Al Baqarah ayat 249: “Berapa banyak terjadi, golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak, atas izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”.
Pertolongan Allah SWT tersebut turun, karena pasukan umat Islam sabar, rendah hati,dan ikhlas.
Tapi pada waktu perang Hunain, beberapa waktu setelah “Futuh Makkah” (Penaklukan Mekkah) tahun 8 Hijrah, pasukan Islam mengalami kekalahan hebat. Padahal jumlah mereka amat banyak. Selain para veteran perang umat Islam dari Madinah, juga ditambah pasukan baru asal Mekkah. Hanya saja, muncul rasa congkak dalam diri mereka, karena merasa besar seraya menganggap remeh pasukan musuh yang merupakan sisa-sisa kaum kafirin dan musyrikin Mekkah.
“Sesungguhnya Allah telah menolong kalian (hai kaum mu’minin) di medan perang yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, tatkala kamu menjadi congkak karena jumlah kalian banyak. Maka (akibat congkak itu), jumlah yang banyak tidak memberi manfaat sedikitpun kepada kalian, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit oleh kalian, sehingga kamu lari cerai-berai ke belakang ” (Q.S. At Taubah : 25).
Setelah Allah SWT menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang beriman yang menemaninya, bantuan datang. Menumpas musuh dan memberikan kemenangan kepada umat Islam (S.at Taubah : 26). Serta menerima taubat dosa-dosa kecongkakan mereka (S.at Taubah : 27).
Congkak, sombong, takabur, merasa paling jago dan paling kuat, karena didukung jumlah yang banyak, dan berbagai hal lainnya yang mendorong sifat itu, ternyata menjadi sumber kekalahan paling fatal. Maha Benar firman AllahYang Maha Agung. [ ]