Sementara, Rasulullah Saw, bersabda : “Innana ahlakallohul ladzina min qoblikum, innahu idza saroqo fihimusy syarifu tarokuhu wa idza saroqo fihimudl dloifu aqomu alaihil haddu”. (Kehancuran umat sebelum kalian, disebabkan karena jika kaum elit melanggar hukum, dibiarkan bebas. Tapi jika kaum alit melanggar hukum, maka hukum ditegakkan sebagaimana mestinya).
Oleh : Usep Romli H.M
Sejarah mencatat kemajuan, kejayaan dan kehebatan suatu bangsa dan negara. Mencapai ratusan tahun, dengan prestasi serta reputasi mengagumkan. Tapi kemudian, mengalami kehancuran total akibat berbagai hal. Bencana alam atau perang, setelah didahului tanda-tanda yang mengarah kepada bakal kehancuran bangsa dan negara tersebut.
Suatu perkara yang tak dapat dihindari di muka bumi. Karena segala sesuatu bersifat fana. Sementara (Q.s.ar Rahman : 26) Al Quran banyak mengisahkan kejayaan dan kehancuran suatu negeri. Sebut saja, kisah bangsa dan negara ‘Ad, kl.2.000 tahun sebelum Masehi. Bangsa yang sudah mampu membangun sebuah kota bernama Iram. Dihiasi dengan menara-menara tinggi, taman-taman indah, benteng-benteng kokoh. Sehingga tidak ada kota dan negara yang menandinginya pada masa itu (Q.s.al Fajr : 7-8).
Namun, pada akhir kejayaannya, bangsa dan negara ‘Ad hancur lebur dan musnah akibat amukan badai “sorsor” setelah mereka berlaku sombong, sok kuasa, meremehkan dan menjajah bangsa-bangsa lain, dsb. Terutama sekali setelah menentang dakwah Nabi Hud, yang mengajak mereka kembali kepada keimanan kepada Allah SWT dan memperbanyak amal saleh kepada sesama manusia (Q.S. asy Syuara : 124-140). Tubuh mereka hancur lebur, ibarat pohon kurma busuk (Q.s.al Haqqah : 7)
Kejadian sama dan sebangun menimpa bangsa dan negara Tsamud. Keahlian mereka di bidang arsitektur, membangun gunung dan mengukir bukit untuk dijadikan pemukiman hebat dan indah, hancur lebur oleh gemuruh gempa, setelah mereka menolak dakwah Nabi Shaleh, agar beriman dan bertakwa kepada Allah SWT (Q. S.asy Syuara : 141-175) . Demkian pula yang dialami bangsa dan negara Madyan (Q.s.Asy Suara : 176-191) , Saba (Q.s.Saba : 15-21), dll.
Secara umum, Al Quran menunjukkan pertanda ke arah kehancuran suatu bangsa dan negara. Antara lain, di antara penduduk negara itu, semakin banyak golongan mutrofin. Yaitu golongan yang mendapat anugerah kekuasaan dan kekuatan (politik, ekonomi,hukum). Tapi tidak menggunakannya untuk kemaslahatan umat. Malah digunakan untuk maksiat kepada Allah SWT. Sehingga Allah menghancurkan bangsa dan negara mereka sehancur-hancurnya ( Q, S. Isro ayat 16).
Juga apabila perilaku dzalim sudah merebak. Baik dzalim kepada diri pribadi (tidak menggunakan hak dan kewajibannya untuk tunduk patuh kepada Allah SWT), dzalim kepada orang lain (melakukan penindasan dan pelecehan dengan mengabaikan hak-hak kemanusiaannya), maupun dzalim kepada Allah SWT (mengutamakan hak asasi manusia yang ternyata tidak baik dan tidak benar, seraya mengabaikan hak-hak Allah SWT sebagai Maha Pencipta Manusia). Allah tidak akan menghancurkan suatu negeri, kecuali jika penghuninya sudah berlaku dzalim (Quran, S.Al Qashash : 59).
Dalam Quran, S.An Nahl : 112, disebutkan , tentang sebuah negeri subur makmur, rejeki datang dari berbagai arah, namun penduduknya tidak mensyukuri kondisi tersebut (bahkan mereka kufur terhadap nikmat itu), maka kepada mereka Allah SWT menimpakan kelaparan (kekurangan pangan) dan ketakutan (perpecahan, perang), akibat kelakuannya menukar nikmat Allah dengan kekufuran.
Sementara, Rasulullah Saw, bersabda : “Innana ahlakallohul ladzina min qoblikum, innahu idza saroqo fihimusy syarifu tarokuhu wa idza saroqo fihimudl dloifu aqomu alaihil haddu”. (Kehancuran umat sebelum kalian, disebabkan karena jika kaum elit melanggar hukum, dibiarkan bebas. Tapi jika kaum alit melanggar hukum, maka hukum ditegakkan sebagaimana mestinya). Tegasnya, pilih kasih dalam menerapkan hukum (hadis sahih riwayat Imam Bukhari). [ ]