Tiktok di AS terus menuai ketidakpastian. Perundingan terbaru agaknya akan mencapai titik akhir drama Tiktok yang di AS digunakan 170 juta orang itu.
JERNIH – Para pejabat Amerika Serikat (AS) dan China mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan kerangka kerja untuk mengalihkan kepemilikan aplikasi video pendek TikTok ke pihak AS. Rencana ini akan dikonfirmasi langsung dalam panggilan telepon antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping pada Jumat (19/9) esok.
Terobosan di Tengah Perang Dagang
Kesepakatan mengenai aplikasi yang memiliki lebih dari 170 juta pengguna di AS ini menjadi titik terang langka setelah berbulan-bulan perundingan panas antara dua ekonomi terbesar dunia. Pertaruhan tidak hanya soal bisnis, tetapi juga menyangkut perang dagang global yang mengguncang pasar.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, seusai bertemu negosiator China di Madrid, mengatakan bahwa tenggat 17 September menjadi faktor pendorong utama kesepakatan. Tenggat tersebut sebelumnya mengancam keberlangsungan TikTok di AS. Bessent menyebutkan bahwa batas waktu bisa diperpanjang 90 hari, namun ia menolak membeberkan detail isi kesepakatan.
“Kami tidak peduli dengan karakteristik China dari aplikasi itu. Kami peduli pada keamanan nasional,” ujar Bessent, merujuk pada perdebatan tentang algoritma dan data TikTok yang dianggap sensitif oleh Washington.
Politik, Pemilu, dan Popularitas TikTok
Trump sendiri enggan memberikan kepastian apakah China masih akan memiliki saham dalam perusahaan. Namun ia menegaskan bahwa konfirmasi final akan dibicarakan langsung dengan Xi Jinping.

Sikap Trump terhadap TikTok penuh paradoks. Di satu sisi, Kongres yang dikuasai Partai Republik telah mengesahkan undang-undang pada 2024 yang memaksa divestasi TikTok karena kekhawatiran data pengguna bocor ke Beijing. Di sisi lain, Trump enggan menutup TikTok karena aplikasi ini terbukti efektif sebagai alat politik. Akunnya sendiri di TikTok memiliki 15 juta pengikut, dan Gedung Putih bahkan baru saja meluncurkan akun resmi bulan lalu.
Trump menulis di platform Truth Social miliknya: “Kesepakatan juga telah dicapai terkait perusahaan tertentu yang sangat ingin diselamatkan oleh anak muda di negara kita. Mereka akan sangat senang! Saya akan berbicara dengan Presiden Xi pada hari Jumat. Hubungan ini tetap sangat kuat!!!”
TikTok sebagai “Senjata Budaya”
Bagi China, TikTok lebih dari sekadar aplikasi hiburan. Wang Jingtao, pejabat dari badan pengawas dunia maya China, menyatakan bahwa kesepakatan memungkinkan lisensi hak kekayaan intelektual termasuk algoritma. “Karakteristik Tiongkok” dari TikTok dianggap sebagai bentuk soft power yang ingin tetap mereka pertahankan.
Namun Li Chenggang, negosiator perdagangan utama China, menuding AS melakukan “perundungan sepihak.” Ia menegaskan bahwa AS tidak bisa sekaligus menuntut China mengatasi kekhawatirannya sambil terus menekan perusahaan China.
Pertemuan di Palacio de Santa Cruz, Madrid itu menjadi putaran keempat dalam empat bulan terakhir. Delegasi AS yang dipimpin Bessent dan Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng, telah berkeliling kota-kota Eropa sejak Mei, membicarakan perang dagang, tarif, hingga aliran logam tanah jarang.
Sumber yang dekat dengan negosiasi menyebutkan, AS menegaskan bahwa pertemuan puncak Trump–Xi musim gugur ini bisa batal jika kesepakatan TikTok gagal diwujudkan. Selain TikTok, Washington juga menekan sekutu-sekutunya untuk mengenakan tarif impor ke China terkait pembelian minyak Rusia—isu yang oleh Beijing disebut sebagai “pemaksaan.”
Ketegangan makin tajam setelah China pada hari yang sama mengumumkan penyelidikan antimonopoli terhadap raksasa chip AS, Nvidia, yang dipandang sebagai bentuk serangan balasan atas pembatasan teknologi AS terhadap Beijing.
TikTok: Simbol Persaingan Dua Raksasa
Kesepakatan TikTok bukan hanya soal aplikasi hiburan, melainkan simbol perebutan pengaruh global. Bagi AS, ini tentang keamanan nasional dan politik domestik. Bagi China, ini adalah tentang kebanggaan budaya dan kedaulatan teknologi.
Semua mata kini tertuju pada panggilan telepon Trump–Xi pada Jumat mendatang. Apakah TikTok akan benar-benar berpindah tangan, atau kembali menjadi drama tanpa akhir?(*)
BACA JUGA: Umur Berapa Anak Boleh Main TikTok Cs?