Saatnya melarang penggunaan masker katup. Pasalnya masker katup dinilai bisa jadi menyebabkan penularan Covid-19. Masker ini juga sudah tidak direkomendasikan penggunaannya oleh WHO sejak tahun 2020 lalu.
JERNIH-Sejak munculnya Corona varian baru Omicron, masker katup mulai diperbincangkan lagi. Pasalnya masker katup dituding jadi biang kerok penyebab munculnya varian Omicron di Hong Kong. Pasalnya seorang pelancong dari Afrika Selatan memakai masker katup sebelum ia terkonfirmasi tertular varian Omicron.
Dari berbagai masker yang dapat ditemukan di pasaran, ternyata hanya masker ini yang dinilai paling egois, pasalnya penggunaan masker katup dengan leluasa menghembuskan keluar udara yang ada dalam masker melalui lubang katup. Mungkin saja pada udara tersebut terdapat virus.
Masker katup juga sudah tidak direkomendasikan penggunaannya oleh WHO sejak tahun 2020 lalu. Bahkan para ahli sepakat masker katup bisa jadi menyebabkan penularan Covid-19 dibandingkan jenis masker lainnya.
Banyak orang menggunakan masker katup karena dari segi estetika masker ini menarik dan elegan. Terlebih jika digunakan di tempat umum, terlihat keren. Mungkin para pengguna masker katup ini tidak menyadari jika maskernya sangat berbahaya karena dapat menjadi sarana penularan Covid-19 tanpa mereka sadari.
Mumpung masih hangat-hangatnya kewaspadaan terhadap varian baru Omicron, sebaiknya pemerintah memanfaatkan moment ini untuk melarang penggunaan masker katup oleh masyarakat. Alasannya tentu saja kekhawatiran terhadap daya sebar varian Omicron yang bisa mencapai 500 persen dibanding varian pertama yang ditemukan di Wuhan.
Tidak ada alasan untuk menunda larangan tersebut. Mumpung masker katub masih belum menjadi trend penggunaan masker. Larangan tersebut bukan hanya penggunaanya saja namun meliputi produksi dan pemasarannya. Percuma jika hanya dilarang digunaan namun tidak dilarang produksinya.
Beberapa ahli sudah memberi penilaian negatif terhadap penggunaan masker katup, jadi tidak ada alasan untuk takut melarang penggunaan, peredaran masker katub.
“Masker ini agak egois… ketika udara dihembuskan melalui klep udara, tidak disaring, itu tidak baik,” kata ahli mikrobiologi Yuwn Kwok Yung dikutip dari The Independent.
“Masker katup itu hembusan napas dari pemakai keluar, sehingga kalau pemakai masker katup itu sakit COVID-19, maka udara yang keluar dari masker membahayakan sekitarnya, jadi tidak disarankan,” kata dr Agus Dwi Susanto, Sp P(K), Ahli pernapasan dari RS Paru Persahabatan, beberapa waktu lalu. (tvl)