Site icon Jernih.co

Mengapa Sampai Presiden Jokowi tak Jadi Membuka Munas KAHMI?*

Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, saat membuka Pembukaan Munas KAHMI, di Palu, Sulawesi Tengah, 25 November lalu.

Panitia galau. Pilihannya, menarik kembali undangan yang sudah terlanjur dikirim kepada Anies agar presiden bersedia hadir, atau tetap mengizinkan Anies hadir di pembukaan tapi konsekuensinya Presiden jadi tidak hadir membuka Munas.

Oleh   : Ayu Nitiraharjo

JERNIH–Presiden Joko Widodo (Jokowi) membatalkan kedatangan pada Pembukaan Munas Korps Alumni HMI (KAHMI) XI di Palu, 25 November 2022. Pembatalan terjadi H-2 sebelum acara. Bagaimana ceritanya?

Kota Palu menjadi saksi kemeriahan Munas KAHMI XI. Mungkin ini menjadi Munas paling meriah dalam sejarah penyelenggaraan Munas KAHMI. Presiden bahkan terjadwal hadir membuka acara tersebut. Presiden menyatakan kesediaannya dan rencananya untuk membuka Munas. Pernyataan tersebut disampaikan saat menerima audiensi Pengurus Majenis Nasional (MN) KAHMI waktu itu.

Pun beberapa hari sebelum pembukaan, Presiden sebenarnya masih confirmed akan hadir. Perubahan terjadi saat H-2 acara.

Begini peristiwanya: protokol presiden tiba di Palu dan rapat dengan panitia. Rapat tersebut juga dihadiri oleh Forkompimda.

Dalam rapat tersebut, protokol presiden meminta panitia Munas untuk mencoret nama Anies Baswedan dari daftar undangan upacara pembukaan Munas. Mereka mengatakan bahwa Anies cukup diundang gala dinner saja, yaitu sehari sebelum pembukaan Munas. Protokol presiden mengatakan bahwa Anies bukan pengurus, maka tidak perlu hadir upacara pembukaan yang dihadiri presiden.

Panitia galau. Pilihannya, menarik kembali undangan yang sudah terlanjur dikirim kepada Anies agar presiden bersedia hadir, atau tetap mengizinkan Anies hadir di pembukaan tapi konsekuensinya Presiden jadi tidak hadir membuka Munas.

Pilihan yang sama-sama berat buat panitia: Anies adalah bagian langsung dari KAHMI. Hampir semua peserta Munas menginginkan bertemu langsung dengan Anies. Melarang Anies hadir, panitia pasti akan banyak menuai protes dari peserta. Atau membuat Anies tetap hadir, dengan konsekuensi acara tidak dibuka oleh Kepala Negara.

Protokol Presiden sikapnya tegas: jika ingin Presiden hadir maka Anies tidak boleh ada di ruangan.

Panitia berunding dan hasilnya adalah memilih opsi kedua, yaitu undangan untuk Anies Baswedan hadir di pembukaan Munas tidak dibatalkan.

Konsekuensinya, Presiden yang sebelumnya berkomitmen untuk hadir pun akhirnya membatalkan hadir, digantikan oleh Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin.

Itulah kejadian yang senyatanya terjadi.

Saat Wapres membuka acara, peserta Munas beramai-ramai dan kompak meneriakkan nama Anies. Teriakan berulang-ulang, sampai Wapres pun harus menyebut nama Anies.

Tetap disayangkan Presiden tidak hadir. Tapi yang lebih disayangkan, mengapa negara harus memusuhi sesama anak bangsa ? 

Jadi ingat peristiwa pelarangan terhadap Gubernur DKI untuk turun ke lapangan saat Persija juara  kompetisi. Salut untuk Panitia Munas KAHMI yang berani bersikap! [sumber : Tilik.id ]

*Artikel telah mengalami penyuntingan sesuai kebijakan redaksional Jernih.Co

**Penulis adalah analis politik dan persoalan kebangsaan.

Exit mobile version