Site icon Jernih.co

Menikah Saat Pendemi: Tak Ada Foto Pernikahan

Sarah melakukan sesi foto dengan suaminya dekat jendela kamar tempat suaminya isolasi mandiri. Kawan-kawannya membantu mengatur sesi foto unik tersebut dari handphone saja, karena ia telah membatalkan fotografer sewaan.

JERNIH-Semua orang boleh berencana namun Tuhanlah sang penentu segalanya. Semua pernikahan hampir selalu direncanakan dengan sempurna mengingat moment tersebut (diharapkan) hanya akan berlangsung sekali seumur hidup.

Bukan hanya akad nikah yang direncanakan dengan sempurna, namun juga rangkaian pernikahan yang lain seperti resepsi pernikahan hingga sesi foto, baik foto pengantin juga foto keluarga saat mereka mengenakan pakaian pengantin.

Peristiwa tak mengenakkan ini juga dialami Sarah, perempuan asal Malaysia karena tidak memiliki foto bersama pengantin pria maupun foto bersama keluarga besarnya, gara-gara ibu dan calon suaminya terpapar Covid-19.

Hanya kurang lima hari menjelang pernikahannya pada tanggal 19 Februari 2022., ibunya diketahui terpapar Covid-19. Awalnya ibunya hanya mengeluh sakit kepala.

“Waktu saya tiba di Kereteh, Kelantan, Malaysia beberapa hari sebelum acara pernikahan. Ibu waktu itu sedang dalam kondisi tidak sehat, ia merasakan sakit kepala,” kata Sarah kepada Mstar.

“Tidak lama kemudian ibu batuk, setelah diperiksa ke klinik dan hasilnya positif COVID-19. Saya dan ayah negatif, kami di rumah hanya bertiga saja. Adik belum pulang, terpaksa ibu menjalani isolasi mandiri di rumah,”.

Sarah merasa sedih karena saat itu sudah mendekati hari pernikahannya. Kemudian Sarah berdiskusi kepada calon suaminya dan merubah acara pernikahannya menjadi lebih sederhana. apakah mereka akan melanjutkan acara atau menunda acara pernikahan.

“Setelah berbincang, kami mengambil keputusan untuk meneruskan acara pernikahan tetapi konsepnya terpaksa diganti. Kami meminta pihak catering buat food pack atau besek. Supaya tamu bisa langsung membawa pulang makanan,” ujarnya sedih.

Bahkan seluruh keluarga akhirnya sepakat tidak membuat pelaminan. Sedangkan adiknya yang masih di luar kota juga diminta tidak datang karena khawatir tertular Covid-19.

Perempuan 32 tahun itu menuturkan merasa lega ketika satu hari sebelum pernikahannya, sang ibu telah selesai menjalani masa karantina dan sudah negatif Covid-19.

Tak dinyata sehari menjelang pernikahan, tunangannya merasa demam, sehingga mereka berdua langsung pergi ke klinik untuk memeriksa kondisi kesehatannya. Ternyata tunangannya dinyatakan positif Covid-19.

Setelah melakukan diskusi panjang dengan seluruh keluarga dan pemuka agama, akhirnya [ernikahan tetap dilangsungkan di rumah Sarah dengan protokol kesehatan ketat. Sarah tetap mengenakan busana pengantin yang telah dipesannya, demikian juga dengan calon suaminya.

“Alhamdulillah, saya dan suami bisa disahkan menjadi suami istri di rumah saya. Namun dalam suasana SOP yang sangat ketat. Tamu undangan yang datang hanya keluarga dekat saja,” jelasnya.

Usai melakuka akad nikah suaminya masuk kamar untuk melanjutkan isolasi mandiri. Tamu undangan dan kerabant dekat hanya bertemu dengan Sarah.

Tak mau kehilangan kenangan pernikahan, Sarah juga melakukan foto bersama suaminya yang tengah melakukan isolasi mandiri dikamar. Kawan-kawannya membantu mengatur sesi foto unik tersebut dari handphone saja, karena ia telah membatalkan fotografer sewaan.

“Entah seperti apa mereka (teman-teman) suruh suami di dekat jendela dan saya berdiri di luar. Maka terjadilah photo tepi jendela,”.

Keduanya berencana akan mengadakan sesi foto studio usai suaminya menjalani isolasi mandiri. Ia juga akan menggelar resepsi pernikahan setelah suaminya dinyatakan negatif Covid-19. (tvl)

Exit mobile version