Site icon Jernih.co

Saya Tidak Percaya dr Terawan Bisa Mengobati Stroke

Ilustrasi

Anggota-anggota DPR ketika Rapat Dengar Pendapat dengan IDI terkait dr Terawan, yang videonya telah saya tonton itu, terkesan brutal dalam berpendapat. Semua anggota DPR yang berbicara di forum itu mencerminkan tipisnya ilmu dan terlalu tersugesti (menerima tanpa kritis) terhadap (argumen) dr Terawan. Di sisi lain, mereka apriori (berprasangka tanpa periksa) terhadap IDI.

Oleh   : Komaruddin Rachmat*

JERNIH–Sebetulnya saya tidak tertarik dengan isu dr Terawan dan IDI. Tapi karena isu ini telah melebar menjadi tendensius ke bidang politik, bahkan SARA, maka sebagai penggiat motivator sembuh stroke (chanel You Tube Analisa Stroke), dengan rasa enggan saya terpaksa ikut bicara.

Komaruddin Rachmat

Anggota-anggota DPR ketika Rapat Dengar Pendapat dengan IDI terkait dr Terawan, yang videonya telah saya tonton itu, terkesan brutal dalam berpendapat. Semua anggota DPR yang berbicara di forum itu mencerminkan tipisnya ilmu dan terlalu tersugesti (menerima tanpa kritis) terhadap (argumen) dr Terawan. Di sisi lain, mereka apriori (berprasangka tanpa periksa) terhadap IDI.

Kekacauan polemik ini rupanya diperparah oleh tidak krediblenya DPR dalam menilai, karena  hanya mengandalkan testimoni sugestif dari para tokoh dan orang-orang berduit.

Padahal bagi saya, dr Terawan itu tidak lebih dari oknum dokter yang mencari peluang bisnis dari stroke di segmen tertentu, sama dengan pengobatan-pengobatan stroke alternatif lainnya yang eksis di masyarakat.

Dari  testimoni yang pernah saya tonton, yaitu Mahfud MD, saya menilai penyakit Mahfud MD itu bukanlah stroke, karena karakter stroke adalah terjadinya tiba-tiba. Tiba-tiba jatuh, tiba-tiba terkulai.

Yang terjadi itu adalah akibat terjadinya penyempitan di pembuluh darah otak, yang meski oksigen masih masuk ke otak tapi sudah mempengaruhi kerja syaraf (gejala stroke). Akibatnya seperti yang dialami Mahfud MD itu, yaitu ada gangguan di bagian-bagian tertentu tubuhnya. Kemudian dilakukanlah ‘cuci otak’ oleh dr Terawan, dan sembuh.

Sekarang bandingkan dengan pengalaman teman saya. Ceritanya, teman saya ketika berada di Bandara, tengkuknya tegang. Terasa sakit sekali. Mulutnya mencong dan ngomong pun pelo. Ia kemudian diobati di Rumah sakit PON, dan sembuh. Tanpa bayar karena menggunakan BPJS.

Lalu apa bedanya antara teman saya itu dan Mahfud MD, bukankah tidak ada bedanya? Keduanya sembuh. Bedanya hanya di biaya. Yang satu mahal, yang satunya lagi gratis.

Ada lagi testimoni Prabowo Subianto yang menderita vertigo kemudian menjalani terapi cuci otak dan sembuh. Bandingkan dengan teman saya yang juga vertigo berat. Jalannya saja sudah sempoyongan, tapi dia ikut terapi senam Mahatma. Dia kemudian  sembuh. Lalu Apa bedanya?

Jadi menurut saya, yang dilakukan dr Terawan adalah pengobatan alternatif stroke ringan atau gejala stroke, bukan orang yang terkena stroke itu sendiri.

Terus-terang, bila dr Terawan dapat mengobati stroke dengan cuci otak, saya tidak percaya sama sekali. Apalagi, menurut saya, orang yang terserang stroke akibat penyumbatan atau pecah pembuluh darah, langsung sebagian badannya lumpuh atau lemas.

Pahamilah, karakter orang terkena stroke berat itu umumnya pasrah, termasuk keluarganya. Bila ada yg meninggal pun di antara mereka, mereka ikhlas menerimanya tanpa mau menyalahkan orang atau lembaga yang mengobati.

Tapi ajaibnya anggota DPR tidak punya data dari pengobatan stroke dr Terawan itu. Berapa orang yang berhasil sembuh dari stroke (bukan ‘sekadar’ gejala stroke atau stroke ringan), berapa yang gagal. Yang dilakukan malah secara brutal membela dr Terawan dan menyalahkan IDI. Sungguh luar biasa!

Dalam kondisi ini diperlukan pahlawan. Siapa saja yang terserang stroke berat (ishemic atau hemarogic) kemudian berobat di dr Terawan tapi gagal, misalnya sekarang masih berbaring atau masih terduduk di kursi roda dalam waktu yang lama, sebaiknya melapor kepada polisi. Minta ganti rugi. Itu bersangkutan dengan dugaan bahwa cara pengobatannya dianggap tidak sah oleh IDI sebagai organisasi profesi para dokter.  Salam [  ]

* Motivator penyembuhan stroke

Exit mobile version