Setiap anak panti asuhan yang berulangtahun ke 17 tahun akan mendapat sepucuk surat yang isinya tentang bagaimana anak-anak tersebut datang di panti asuhan dan ungkapan betapa spesialnya mereka. Surat ini untuk Maria Gertruda Nadia saat memasuki usia 17 tahun.
Penulis: Maria Rosa Tirtahadi
JERNIH-Pertama ibu menerimamu, menimangmu engkau tersenyum dengan mata tertutup. Senyum yang begitu memberi kedamaian di hati ibu yang saat itu belum dapat menerima dan mengerti mengapa tak seorang keluargamu mau menerima kehadiranmu.
Maafkan ibu nak, karena telah berusaha memaksa keluargamu untuk menerima kehadiranmu. Ketakutan akan dikejar rasa bersalah merebutmu dari ibu kandungmu yang saat itu berurai air mata, membuat ibu ragu menerimamu dalam keluarga besar kita.
Tak kan ibu lupa kata kata ibumu pada ibu waktu menyerahkan kamu yang saat itu baru saja pindah dari kehangatan rahim ibu kandungmu ke dalam dunia yang dingin dan kadang tak ramah.
“SAYA TIDAK MAU BUAT ANAK INI SENGSARA SEPERTI SAYA BU. TOLONG RAWAT DAN TERIMA ANAKKU SEPERTI ANAK KANDUNG IBU SENDIRI”.
Waktu cepat berlalu dan kau tumbuh sebagai anak yang pasrah, pandai mengasihi, penurut dan juga selalu bersemangat menata masa depan. Setiap kau berprestasi ibu selalu bersimpuh di hadapan Tuhan untuk bersyukur bahwa Dia telah menghadiahkanmu pada ibu dan pada keluarga besar kita.
Hari ini kau telah memasuki usia 17 tahun. Ulang tahun yang sangat spesial di negara kita. Kali inipun kau tidak menuntut ibu untuk memberi pesta hut ke 17 di sebuah hotel atau restaurant seperti yang dapat dilakukan banyak orang tua teman temanmu.
Kau juga tidak menunjukkan rasa kecewa yang besar ketika kau sampaikan pada ibu bahwa teman teman SMAmu tidak dapat hadir hari minggu nanti untuk merayakan ulang tahun spesialmu ini.
Di usiamu yang ke 17, bukan ibu yang pertama memberimu hadiah tapi kamu datang dengan pakaian seragam SMA Budi Muliamu dan memberikan ibu hadiah kecil. Isi hadiah itu membuat ibu terhenyak sejenak…suatu bros bunga dan surat yg kau tulis dengan rangkaian kata yang begitu menyentuh.
Selamat ulang tahun anakku sayang, penari balet dan Pemazmur keluarga besar Yayasan ABAS. Teruslah menari dalam hidupmu selama kau dapat…walau tarianmu mungkin tidak selalu merupakan tarian sukacita tapi terkadang merupakan ungkapan kekecewaan dan kedukaan karena ketidak ramahan dunia.
Teruslah bermazmur memuji Tuhan, juga jika jalan hidupmu kadang berliku dan penuh kerikil. Yakinlah selalu Tuhan tak pernah meninggalkanmu dan RencanaNya selalu indah bagi yg percaya padaNya.
Penulis adalah pemilik dan pengelola Panti Asuhan Yayasan Awan Bina Amal Sejati (ABAS), Tonjong Bogor dengan jumlah penghuni 15 lansia, anak-anak dan remaja 29 orang dan balita 9 orang.