Site icon Jernih.co

Ada Lima Tingkatan Sholat, Kita yang Mana?

Tingkatan manusia di dalam sholat ada lima golongan. Mari kita tafakuri dan evaluasi bersama sholat kita selama ini masuk kepada golongan yang mana

Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar

SEORANG mukmin akan semakin beruntung ketika shalatnya semakin berkualitas. Kualitas sholat tolak ukurnya ada pada kekhusyukan ketika melaksanakannya.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an “Sungguh, beruntunglah orang-orang mukmin. (Yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya,” (QS Al-Mu’minun: 1-2)

Menurut Imam Ibnul Qayyim, tingkatan manusia di dalam sholat ada lima golongan. Mari kita tafakuri dan evaluasi bersama sholat kita selama ini masuk kepada golongan yang mana.

Tingkatan pertama adalah orang yang disiksa sholat. Ia dzolim terhadap dirinya sendiri selama sholat. Wudhu tidak sempurna, waktu sholat tidak terjaga, gerakan dan aturan sholat tidak diperhatikan, jadi sesukanya saja melaksanakan sholat.

Jangankan khusyuk, sholat dipandangnya sebagai beban berat sehingga sholatnya tidak pakai hati. Tidak ada kerinduan, kenikmatan, bahkan ingin cepat selesai dan tidak merasa bersalah dengan sholat yang penuh kekurangan.

Tingkatan kedua adalah orang yang dihisab sholatnya. Ia bersungguh-sungguh mempersiapkan sholat tapi tidak khusyuk. Wudhu sudah sempurna, ke Masjid sudah berniat untuk sholat, gerakan tangan dijaga, tapi lupa kalau sedang sholat ketika takbir dimulai. Ia sibuk dengan lamunannya sendiri, terlena dengan godaan setan dan tidak berinisiatif untuk melawannya.

Lebih berbahaya lagi kalau yang di pikirannya itu maksiat dan rencana-rencana berbuat dosa. Sholat secara lahiriyahnya sudah benar tapi batinnya kosong saja, tidak ada kenikmatan di dalamnya.

Yang ketiga adalah orang yang dimaafkan sholatnya oleh Allah. Beda dengan tingkatan kedua, orang ini justru sungguh-sungguh, semangat melawan bisikan setan untuk menjaga kekhyusukan sholatnya. Orang seperti ini berada dalam sholat dan perjuangan, dan Allah Maha Tahu perjuangan hamba-Nya ini, sehingga dihargai ikhtiarnya.

Yang keempat adalah orang yang mendapat pahala dari sholatnya. Ia memfokuskan hatinya untuk menghamba kepada Rabb-nya. Ia sangat paham dengan bacaan sholat dan menikmatinya.

Terakhir, tingkatan paling tinggi, adalah orang yang berkat sholatnya dekat dan jadi kekasih Allah. Ia mencurahkan segala pikiran dan hatinya untuk mencapai kekhyusukan yang sempurna. Ia melihat Allah dengan hatinya, seolah-olah ia berada dihadapan Allah, dan tahu Allah melihatnya. Inilah tingkatan shalatnya waliyullah yang mesti dicita-citakan kita semua.

Sahabatku, mari kita cek sholat kita masing-masing. Jika kita masih merasa sholat kita penuh kekurangan, segera perbaiki. Mulai dari perbaiki wudhu, kemudian bertekad ingin sholat yang khusyuknya sempurna, dan nikmati setiap bacaan dan gerakan sholat. Ketika imam salam, harusnya kita sedih karena sudah selesai sesi pertemuan kita dengan Allah. Wallahu a’lam bishowab. [Daaruttauhiid]

Exit mobile version