Oleh: KH Dr Ahmad Imam Mawardi
ADA kitab menarik sekali isinya untuk dibaca dan direnungkan. Kitab itu berjudul ” Risalah Al-Qadli Abu Ya’la.” Di halaman 134 diceritakan tentang orang yang terus galau karena memiliki banyak utang, apa yang harus diperbuat?
Biasanya tema seperti ini membuat banyak orang penansaran, terutama yang memiliki tanggungan utang atau yang berencana berutang. Baiklah, tak usah mengernyitkan dahi, baca saja.
Alkisah, Musa bin Isa berkunjung kepada Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal untuk mencari solusi atas masalah utang yang membelitnya. Ini menunjukkan bahwa Musa bin Isa ini bertanggung jawab atas utangnya dan beriktikad baik untuk membayarnya. Beliau bertanya kepada orang yang tepat, yang mengerti betul tentang agama, bukan kepada orang yang baru belajar agama atau bahkan gak tahu ajaran agama.
Musa bin Isa berkata: “Syekh Abu Abdillah, utang telah menunggangi saya (baca: Saya terbelit utang). Saya sedih sekali.” Sederhana tutur katanya, sopan penyampaiannya. Zaman kini, ada orang yang datang ke kiai atau gurunya untuk membantu melunasi utang-utangnya. Nah, aneh sekali bukan? Minta saran dan doa adalah wajar, minta dibayarkan itu namanya “titk-titik.” Bagaimana jawaban Syekh Ahmad bin Hanbal? Singkat sekali:”Kamu wajib bangun malam.”
Apa makna “kamu harus bangun malam?” Makna yang biasa dipahami adalah melaksanakan shalat malam dan munajat tengah malam. Jika banyak utang, jangan enak-enakan tidur berbantal dan berguling empuk. Sementara yang diutangi pusing memikirkan uangnya yag tidak dibayar-bayar.
Ada makna lainnya, yaitu bahwa orang yang punya utang agar bangun malam untuk makan sahur demi untuk berpuasa. Maksudnya, kalau masih punya banyak utang, jangan memanjakan perut untuk makan yang enak-enak. Sementara yang diutangi tak enak makan gara-gara mikir uangnya yang tak kunjung kembali.
Ada makna lainnya dan ada cara lain pula yang harus dilakukan oleh orang yang memiliki banyak utang, yaitu berkomunikasilah dengan baik, mintalah maaf jika belum bisa memenuhi kewajiban, sampaikan kondisi yang sesungguhnya dan mintalah saran.
Masih butuh tambahan penjelasan? Istiqamahkan berdoa denban doa pelunas hutang yang diajarkan Rasulullah serta para alim ulama itu. Salam, AIM. (Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya)