Site icon Jernih.co

Hadiah Bagi yang Berbakti

Di malam ketiga, suara itu terdengar lagi: “Datangilah tempat di sana dan ambillah uang satu dinar yang mempunyai berkah.”

JERNIH– Sekitar 14 abad silam, tersebutlah seorang ayah yang hidup miskin dengan empat orang anaknya. Yang menjadi kepala rumah tangga saat itu sedang terserang penyakit kronis. Bersyukur, dia mendapat perawatan dan perhatian penuh dari keempat anaknya.

Namun itu tak bertahan lama. Kebimbangan akan masa depan membuat sikap anak-anaknya berubah. Salah seorang mulai berkata kepada yang lainnya:

“Kalau kita terus merawat ayah, tentunya tak ada warisan yang kita dapat.”

Tiga di antara empat bersaudara itu akhimya memutuskan berhenti merawat sang ayah dan mencari peruntungan hidup. Tinggal seorang yang tetap merawat bapaknya hingga wafat.

Dengan rezeki Allah SWT, si anak yatim tumbuh menjadi dewasa hingga bisa berkeluarga.

Suatu hari, dia mendengar sebuah suara dalam tidurnya:

“Datangilah tempat di sana dan ambillah uang  seratus dinar yang memiliki berkah.”

Saat terbangun, dia menceritakan mimpinya itu ke istrinya.

“Ambil saja,” kata istrinya menyarankan.

Kendati demikian, dia memutuskan untuk tak menghiraukan suara yang telah didengarnya.

Malam selanjutnya, suara itu terdengar lagi: “Datangilah tempat di sana dan ambil uang sepuluh dinar yang mempunyai berkah?”

Suara itu pun dia kabarkan kepada istrinya. Di saat itu pula istrinya setengah mendesak agar uang itu diambil saja, tapi ia menolak.

Di malam ketiga, suara itu terdengar lagi:

“Datangilah tempat di sana dan ambillah uang satu dinar yang mempunyai berkah.”

Kali ini, dia bergegas mendatangi tempat yang ditunjukkan. Betul saja, dia menemukan uang satu dinar di situ. Setelah keluar dari tempat  tersebut, dia tiba-tiba berjumpa dengan seorang penjual ikan.

“Berapa kamu jual?” tanyanya. “Satu dinar,” si penjual menjawab sopan.

Dengan harga itu dia mendapat dua ekor ikan. Sekembalinya ke rumah, dia kaget setekah mengetahui kalau isi perut kedua ikan yang baru saja dibelinya itu berisi permata yang sangat berharga. Akhirnya dia memutuskan untuk memperlihatkan salah satu temuannya kepada seorang raja. Sang raja tercengang melihat permata yang aneh itu, lalu ia membelinya dengan harga yang mahal sambil berkata:

“Uangnya tidak akan saya berikan, kecuali bila kamu membawa yang satunya. Bawalah kemari! Itu juga akan saya beli.”

Demikianlah kisah seorang anak yang mendapatkan berkah sebab berbakti kepada orang tua. [  ]

Dari “An-Nawadir” tulisan Syaikh Syihabuddin bin Salamah al-Qalyubi

Exit mobile version