Oleh: KH Dr Ahmad Imam Mawardi
KETIKA seorang lelaki melaksanakan akad dengan seorang wanita, maka menjadilah mereka terikat dalam.bangunan sebuah rumah tangga. Ucapan “selamat menempuh hidup baru” disampaikan kepada kedua mempelai.
Apakah keluarga atau rumah tangga baru ini bisa dipastikan mengikuti jalan cerita yang sama dengan keluarga yang lain? Belum tentu, jawabannya. Ada 4 jenis keluarga yang didasarkan pada karakter suami dan istri yang menghuninya.
Jenis keluarga yang pertama adalah jenis keluarga yang natural (alami), sesuai fitrah atau ketentuan yang berlaku. Sang suami adalah seoorang yang berkarakter lelaki jantan (maskulin), sementara yang istri adalah seorang wanita yang berkarakter perempuan lembut (feminin). Sang suami menjadi pemimpin bagi sang istri. Sungguh sangat ideal.
Jenis keluarga yang kedua adalah jenis keluarga yang tidak natural, tidak alami, berkebalikan dengan yang seharusnya. Sang suami adalah seorang pria yang feminin (berkarakter perempuan) yang lembut kemayu, sementara sang istri merupakan wanita yang berkarakter maskulin yang jantan, keras dan kasar. Sang istri menjadi komandan bagi suaminya.
Tipe yang ketiga adalah keluarga tipe petarung yang tak pernah sepi dari perbedaan pendapat dan pertengkaran. Sang suami adalah seorang pria berkepribadian maskilin, jantan sekali, sementara sang istri juga berkarakter sama, maskulin jantan. Keduanya bagai dua kambing liar yang saling menanduk untuk menunjukkankan dirinyalah yang paling unggul. Mereka terus bertengkar dan bertarung.
Tipe yang keempat adalah jenis keluarga yang dingin membeku, tipe lemas tak bergairah sama sekali, membeku. Sang suami adalah seorang pria yang berkarakter feminin, lembut bagai perempuan, sementara sang istri adalah memang wanita yang benar-benar feminin yang juga lembut. Keluarga jenis ini biasanya sulit aktif berkreasi dan berinovasi, sulit maju dan sulit bahagia.
Dari empat macam ini, jenis yang manakah yang terbaik? Mari kita berusaha menggapai yang terbaik yang membahagiakan. Salam, AIM.
* Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya