Site icon Jernih.co

Kemuliaan Nama Allah

Ilustrasi

Tanpa sepengetahuan istrinya, dia mengambil dompet tersebut dan membuangnya ke sumur dekat rumah. Usai melaksanakan rencana jahatnya, dia kembali ke rumah. Saat itulah, dia meminta istrinya untuk mengembalikan dompet yang telah dititipkan.

JERNIH–Dalam sebuah keluarga, hiduplah sepasang suami istri yang memiliki pandangan hidup berbeda. Sang suami tak acuh terhadap istri dan agamanya. Sebaliknya, sang istri adalah seorang yang taat beribadah.

Dalam segala tindakannya, tidak pernah si istri memulai sesuatu tanpa mengucapkan Asma Allah SWT Yang Maha Pengasih Maha Penyayang: Bismillahirrahmanirrahim.

Jika mendengar istrinya mengucapkan kalimat tersebut, sang suami selalu menunjukkan sikap tak senang.  Dalam kekesalannya, dia kadang bertanya dalam hati: “Mengapa istriku selalu mengucapkan kalimat bodoh itu?”

Suatu kali, dia hendak menguji istrinya.

“Simpanlah dompet ini baik-baik!”kata si suami kepada istrinya. Tanpa curiga, si istri menerima dompet itu  dan menyimpannya di tempat yang menurutnya aman dan terkunci rapat.

Si suami yang memang sengaja agar istrinya berbuat salah, mendatangi tempat penyimpanan itu, diam-diam.

Tanpa sepengetahuan istrinya, dia mengambil dompet tersebut dan membuangnya ke sumur dekat rumah. Usai melaksanakan rencana jahatnya, dia kembali ke rumah. Saat itulah, dia meminta istrinya untuk mengembalikan dompet yang telah dititipkan.

Sang Istri pun bergegas mendatangi tempat penyimpanan dompet tersebut. Sebelum membuka tempat penyimpanan, seperti biasanya, dia mengucapkan “Bismillahirrahmanirrahim”.

Pintu terbuka dan dia mengulurkan tangan kanannya ke tempat penyimpanan dompet. Ternyata, dengan izin Allah, dompet itu masih di tempat semula, utuh dengan semua isinya.

Sang suami terperajat melihat kejadian ini. Dia baru memahami betapa mulia makna kalimat yang sering diucapkan istrinya itu. Sejak itu dia bertobat kepada Allah SWT atas segala kebodohan dan sifat buruknya. [  ]

Dari : “An-Nawadir”, buah pena Syekh Shihabuddin bin Salamah Al-Qalyubi

Exit mobile version