Sesungguhnya tak begitu sulit memotivasi dan mengarahkan anak. Yang paling penting orang tua memiliki waktu berbincang dari hati ke hati tentang urusan agama dan masa depan mereka.
Oleh: Prof Dr KH Ahmad Imam Mawardi
SETIAP kali saya pandang wajah anak-anak saya, selalu hadir pertanyaan “siapkah engkau menjalani hidup penuh tantangan di masamu?” Lalu saya berdoa semoga mereka dididik dan dibimbing Allah untuk menjadi manusianya Allah yang kuat keimanan dan kuat pengabdian. Tema inilah yang selalu saya perbincangkan dengan anak-anak saya dan juga dengan santri-santri saya. Ananda yang ada di foto adalah anak kelima saya, satu-satunya anak lelaki saya sampai saat ini.
Sesekali saya gandeng anak saya untuk berbincang tentang kisah ulama-ulama besar. Respons anak saya hampir selalu sama, dia bertanya bagaimana caranya menjadi alim dan mulia seperti mereka, apa yang harus dilakukan dan kemana harus mondok serta berguru. Lalu saya coba juga kisahkan kisah yang sama kepada para santri di Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim kita itu, respon para santri juga relatif sama, pertanyaannya sama, dan mereka semangat mencari doa atau amalan supaya alim dan mulia.
Saya kemudian menyimpulkan bahwa sesungguhnya tak begitu sulit memotivasi dan mengarahkan anak. Yang paling penting adalah bahwa setiap orang tua memiliki waktu untuk berbincang dari hati ke hati dengan mereka tentang urusan agama dan masa depan mereka. Di sini saya setuju pada kesimpulan para peneliti tentang parenting yang menyatakan: “Warisan paling penting dan paling berharga bagi anak-anak kita adalah waktu yang kita berikan untuk bersama dengan mereka.”
Kewajiban orang tua bukan hanya memberi makan perut anak-anak agar supaya bisa tumbuh badan sehat. Lebih penting dari itu adalah memberikan nutrisi pikiran dan hati yang sehat dan benar agar siap menjadi pribadi pilihan. Tidak usah terlalu khawatir dengan cacat badan, namun waspadalah jangan sampai anak kita cacat pikiran dan cacat hati. Ini serius sekali, kita mulai krisis generasi yang pikiran dan hatinya seperti yang diharapkan oleh Allah dan Rasulullah.
Kemana anak kita harus dididik, bagaimana cara mendidiknya yang baik, kapan harus dimulai, apa saja kewajiban orang tua yang harus dipenuhi dan apa doa yang perlu selalu kita panjatkan demi untuk anak-anak kita, menjadi hal menarik jntuk dibahas. Kalau banyak yang tertarik dan peduli, insyaAllah akan saya adakan kajian onlinenya by Zoom Meeting langsung dari Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya. Salam, A. I. Mawardi
* Founder and Director di Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya serta Dosen di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya