Lelaki itu menunjuk makam Sahl bin Abdullah at-Tustari dan berseru,“Sahl bin Abdullah at-Tustari, bicaralah!” Dari dalam kuburan terdengarlah suara lantang
JERNIH— Banyak cerita mengatakan bahwa wali sufi Sahl bin Abdullah bin Yunus bin Isa bin Abdullah bin Rofi’ al-Tustari, atau Abu Muhammad adalah seorang wali yang banyak memiliki karamah. Hal itu antara lain dinyatakan Syaikh Abu Ali al-Daqqaq, bahwa Sahl memiliki banyak karamah yang ia sembunyikan rapat-rapat dari khalayak. Termasuk berjalan di atas air.
Pada suatu hari ketika Sahl sedang duduk beserta sahabat-sahabatnya, lewatlah seorang lelaki. Sahl berkata kepada sahabat-sahabatnya: “Orang itu mempunyai sebu-ah rahasia.” Ketika mereka menoleh, orang itu telah berlalu.
Setelah Sahl meninggal, ketika salah seorang muridnya duduk di dekat makam Sahl, lelaki itu lewat di situ. Murid Sahl menegurnya. “Syeikh yang terbaring di dalam makam ini pernah mengatakan bahwa engkau mempunyai sebuah rahasia. Demi Allah yang telah memberikan rahasia itu kepadamu, tunjukkanlah kepadaku.”
Lelaki itu menunjuk ke makam Sahl bin ‘Abdullah at-Tustari dan berseru,“Sahl bin Abdullah at-Tustari, bicaralah!” Dari dalam kuburan terdengarlah suara lantang “Tiada Tuhan Kecuali Allah Yang Esa dan Tiada Bersekutu.”
Lelaki itu kemudian bertanya,”Telah dikatakan,”Barangsiapa yakin bahwa Tiada Tuhan Selain Allah, maka tiadalah gelap baginya di dalam alam kubur. Benarkah demikian Sahl?”
Dari dalam kuburan itu terdengar jawaban Sahl,”Benar!”
**
Ada cerita yang diriwayatkan Abu Fadl Ahmad bin Imran al-Harawi, yang mendapatkannya dari Abu al-Abbas al-Khawwas.
Konon, ada seseorang yang ingin tahu rahasia kekuatan Sahl dalam beribadah. Orang ini penasaran, kira-kira apa yang dimakan Sahl sehingga ibadahnya begitu kuat? Jawaban orang-orang terdekat Sahl tidak memuaskannya.
Dihinggapi rasa penasaran, orang tadi memutuskan untuk menemui Sahl di saat malam hari. Berangkatlah orang tadi ke masjid tempat Sahl beribadah. Dia melihat Sahl sedang berdiri melaksanakan salat. Orang penasaran tadi menunggu Sahl hingga selesai salat. Namun Sahl tak kunjung rukuk dan menyelesaikan salatnya, sehingga orang penasaran tadi menunggu begitu lama.
Sambil mengendap-endap dan menunggu, orang penasaran itu lalu dikagetkan dengan adanya seekor kambing menabrak pintu masjid.
Dalam amatan orang tadi, ketika Sahl mendengar kambing itu menabrak pintu masjid, Sahl buru-buru rukuk, lalu sujud hingga menyelesaikan shalatnya. Sahl kemudian membuka pintu masjid, dan kambing itu bergerak menghampiri Sahl.
Sahl lalu mengusap-usap kelenjar susu kambing tersebut. Lalu diambilnya wadah dan memerah susu kambing itu. Hasil perasan itu diminum Sahl, dan ia berbicara kepada kambing itu dengan bahasa Persia.
Kambing itu kemudian pergi, dan Sahl kembali meneruskan shalatnya.
**
Dalam “Qashasus As Sholikhin” dikisahkan bahwa Sahl mempunyai tetangga yang beragama Majusi. Kebetulan tetangga tersebut tinggal di atas tempat tinggalnya. Tetapi si tetangga tidak pernah menyadari bahwa kamar mandinya bocor sehingga setiap hari menetes ke rumah Sahl dan ditampungnya di ember.
Setiap malam Sahl membuangnya. Ia memilih waktu malam agar orang lain tidak melihatnya dan tetangganya tidak malu.
Pada suatu hari Sahl jatuh sakit dan tetangganya pun datang menjenguk. Ia tentu saja melihat ada yang menetes dari atas, dari arah kamar mandinya. Tetesan yang besar itu meluncur deras di ember besar Sahl.
“Tetesan apa ini,” tanya sang tetangga.
“Itu air kotor yang menetes dari kamar mandimu yang bocor. Aku membuangnya kala malam tiba. Hal itu kulakukan cukup lama. Hanya aku khawatir ketika aku telah tiada orang yang menempati rumah ini tidak dapat menerimanya. Bagaimana pendapatmu?”
Mendengar jawaban tersebut, tetangga itu pun terkesiap. Ia pun berkata,” Wahai Syekh, Engkau bergaul denganku sudah cukup lama. Sedang aku hidup dalam kekufuran. Ulurkan tanganmu, aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi Muhammad utusan Allah.” [ ]