Jernih.co

Tanda-tanda Orang yang Dicinta Allah

Kalau ada cinta di hati kita kepada Allah, sungguh itu sudah cukup untuk menghapus sedih derita yang harus kita alami dalam menjalani hidup.

Oleh: Prof Dr KH Ahmad Imam Mawardi

KALAU kita bisa mencintai orang yang benar maka itu adalah sebuah anugerah. Adalah anugerah yang yang lebih besar manakala orang yang benar mencintai kita. Bertemunya dua cinta yang saling berbalas menjadi satu kesatuan cinta adalah kenikmatan dan kebahagiaan yang luar biasa. Itu baru kita bicara tentang cinta antar makhluk. Maka bagaimana dengan kenikmatan dan kebahagiaan dari cinta antara kita dengan Allah Sang Pencipta?

Kalau ada cinta di hati kita kepada Allah, sungguh itu sudah cukup untuk menghapus sedih derita yang harus kita alami dalam menjalani hidup. Bagaimana akan menderita sementara semuanya adalah dibaca dan dipahami sebagai wujud cinta? Lalu bagaimana dengan jika Allah yang mencintai kita? Sungguh itu adalah puncak kenikmatan, di mana kita selalu merasa damai dan aman karena bersama dengan Allah Yang dicinta dan mencinta.

Pertanyaannya adalah “apakah kita termasuk yang dicinta Allah?” Cobalah kita teliti kehidupan kita apakah kita temukan tanda-tanda kita dicintai Allah. Dalam banyak haditsnya, Rasulullah Muhammad SAW menyampaikan banyak tanda-tanda orang yang dicintai Allah. Di antaranya adalah bahwa orang itu dicintai dan diterima kehadirannya oleh kebanyakan manusia dengan cinta dan penerimaan yang tulus. Hadits shahih riwayat Imam Bukhari menjelaskan bahwa jika Allah mencintai seseorang maka Malaikat Jibril beserta semua penduduk langit dan bumi mencintainya. Perhatikan betapa para nabi dan utusan, sahabat dan ulama selalu saja dikenang dan didoakan sampai kini. Bagaimana dengan kita?

Tanda yang lainnya adalah bahwa pilihan gaya hidup orang itu senantiasa sesuai dengan gaya hidup yang dipilih dan dijalani Rasulullah. Orang yang dicintai Allah senantiasa mengikuti sunnah Rasulullah. Yang paling esensial dari sunnah Nabi adalah kehendak diri untuk melihat orang lain bahagia, senang membantu dan menghibur, tak mau menjadi beban yang membuat orang lain menjadi lebih susah sedih menderita. Ada banyak ayat al-Qur’an berbicara tentang karakter ini. Bagaimana dengan kita?

Tanda berikutnya adalah bahwa orang yang dicintai Allah itu senang melakukan kebaikan-kebaikan, apapun bentuknya dari hal-hal yang berhukum sunnah atau dianjurkan. Senang shalat sunnat, mengaji dan berkumpul orang shalih, berderma demi bahagianya orang lain. Hidupnya tak pernah sepi dari nilai-nilai kebaikan, dia enggan jika ada waktu terlewatkan sia-sia tanpa nilai. Subhanallah. Bagaimana dengan kita?

Tanda lainnya adalah bahwa orang yang dicinta Allah itu diberi ujian dan cobaan dalam hidupnya. Dihadirkan dalam hidupnya musibah. Namun semua itu bukan untuk membuatnya hancur dan menderita, melainkan sebagai obat pahit yang akan menjadikan hidupnya lebih kuat dan bahagia. Ada yang ujiannya adalah sakit badan, ada pula yang sakit hati, atau sakit ekonomi. Bisa jadi ujiannya adalah dalam bentuk yang lainnya. Selama sampai saat ini kita terus istiqamah dalam tauhid dan ibadah, yakinlah semua musibah itu adalah musibah tanda cinta. Bagaimana dengan musibah kita?

Nah, sekarang kita muhasabah diri, menilai diri kita sendiri. Dari tanda-tanda di atas, apakah kita termasuk di dalamnya? Salam, Ahmad Imam Mawardi, Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya

NB: Mohon doa restu, kami niat akan segera memulai pembangunan asrama dan sekolah tahfidz & sains untuk generasi kita yang akan datang. Bismillah

* Founder and Director di Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya dan Dosen di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Exit mobile version