JERNIH–Salah satu sekutu utama Ukraina, Belanda, mengatakan bahwa Ukraina dapat menggunakan jet tempur milik Belanda melakukan serangan ke dalam negeri Rusia. Sikap Belanda itu mencerminkan sikap yang lebih “santai” tentang bagaimana Kyiv menggunakan senjata yang disuplai Barat.
Izin untuk menggunakan senjata Barat di tanah Rusia telah menjadi titik perdebatan utama antara Ukraina dan sekutunya. Kyiv mengklaim bahwa dengan begitu hal itu dapat mengubah arah dalam konflik yang telah berlangsung hampir tiga tahun ini. Pernyataan dari pejabat tinggi Belanda itu menunjukkan bahwa sekutu Ukraina lainnya mungkin segera mengikuti, melonggarkan pembatasan aktivitas mereka lebih dalam di wilayah Rusia.
“Kami tidak menetapkan batasan apa pun pada penggunaan dan jangkauan F-16, asalkan hukum perang dipatuhi,” kata Kepala Pertahanan Belanda, Onno Eichelsheim, kepada media Belanda, NOS, dalam pernyataan yang diterbitkan Kamis (29/8) waktu setempat. “Ukraina dapat menggunakan sumber daya yang kami sediakan sesuai keinginannya, asalkan hukum humaniter perang dipatuhi,” tambah jenderal itu.
Belanda telah menjadi negeri dermawan untuk upaya perang Ukraina. Sejauh ini mereka berjanji memberikan 24 unit F-16 buatan Amerika kepada Kyiv. Namun Eichelsheim tidak mengkonfirmasi berapa banyak dari mereka yang telah dikirimkan ke garis depan.
Berbicara kepada NOS selama kunjungan ke Washington, D.C., Eichelsheim mengatakan bahwa AS sebagian berbagi pendapat tentang penggunaan senjata Barat oleh Ukraina, meskipun Washington mempertahankan sikap publik yang lebih ketat dalam hal ini.
“Mereka memiliki pembatasan yang berbeda, tetapi mereka juga menyediakan sistem senjata yang berbeda,” kata Eichelsheim. “Bagaimanapun, kami memiliki garis yang sama untuk memastikan bahwa Ukraina memenangkan perang. Saya pikir kami berusaha keras untuk mewujudkannya.”
Eichelsheim, tokoh militer berpangkat tertinggi di negara itu, juga memuji serangan Ukraina di Kursk sebagai “brilian”. Ia mengatakan kepada NOS: “Mereka mengambil alih wilayah yang luas dengan cukup cepat dengan cara yang baik, dengan teknik baru. Dengan demikian, mereka telah menciptakan dilema bagi Putin.”
Menurut jenderal tersebut, fokus sekarang harus pada “secara strategis” memanfaatkan keuntungan teritorial yang telah diperoleh di Kursk, yang katanya dapat digunakan sebagai “bargaining chip” dalam negosiasi di masa depan dengan Moskow.
Jet tempur F-16 Angkatan Udara Belanda berpartisipasi dalam latihan NATO sebagai bagian dari misi NATO Air Policing, di wilayah udara kedaulatan anggota Aliansi pada 4 Juli 2023. Saat dihubungi Newsweek, Kementerian pertahanan Belanda mengatakan: “Ukraina bebas menggunakan F-16 yang dikirim oleh Belanda untuk pertahanan dirinya di atas wilayah Federasi Rusia selama mematuhi aturan dan ketentuan yang diatur dalam Pasal 51 Piagam PBB dan hukum humaniter internasional.”
Pernyataan Eichelsheim tentang F-16 Belanda juga diikuti oleh Menteri Pertahanan Belanda Ruben Brekelmans pada hari Kamis. “Hukum perang menyatakan bahwa jika Ukraina diserang dari Rusia, Ukraina juga dapat menyerang target militer,” kata menteri itu, menanggapi pertanyaan tentang komentar Eichelsheim sebelumnya. “Untuk F-16, itu berarti jika, misalnya, sebuah rudal ditembakkan dari Rusia, Anda juga dapat mencegatnya dengan F-16 di atas Rusia.”
Brekelmans dikutip oleh NOS mengatakan “bandara juga merupakan target yang sah,” tetapi bahwa Ukraina “jelas tidak diizinkan” melakukan serangan terhadap target sipil.
Newsweek menghubungi Kementerian Pertahanan Belanda untuk memperjelas komentar menteri tentang bandara. “Ukraina bebas menggunakan F-16 yang dikirim oleh Belanda untuk pertahanan dirinya di atas wilayah Federasi Rusia selama mematuhi aturan dan ketentuan yang diatur dalam Pasal 51 Piagam PBB dan hukum humaniter internasional,” kata kementerian tersebut, merujuk pada prinsip dasar PBB yang terkait dengan hak negara anggota untuk mempertahankan diri.
“Ini berarti bahwa Ukraina dapat menggunakan F-16 yang dikirim oleh Belanda untuk, sebagai contoh, menyerang lapangan udara militer dari mana serangan terhadap Ukraina berasal,” tambah kementerian tersebut.
Ini konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dibuat oleh pejabat dari Belanda dan Denmark, anggota lain dari koalisi informal yang menyerukan lebih banyak F-16 untuk dikirim ke Ukraina. [Newsweek]