Site icon Jernih.co

Benarkah Amerika Serikat yang Meledakkan Pipa Gas Nord Stream ke Jerman?

Pipa Nord Stream saat meledak September 2022 lalu. , AFP / LEHTIKUVA / HANDOUT

Eurotopics mengangkat hasil investigasi wartawan pemenang penghargaan tertinggi untuk jurnalisme AS, Pulitzer, Seymour Hersh. Menurut Hersh, militer AS telah meledakkan pipa itu atas sepengetahun Norwegia. Pada berita yang dimuat di blognya itu, Hersh mengutip satu sumber anonim. Pemerintah AS telah membantah tuduhan tersebut. Pers Eropa membahas kemungkinan tersebut dalam diskusi mereka yang panas.

JERNIH–Sejak Senin (20/2), situs yang merangkum liputan media-media Eropa, Eurotopics. Net, panas dengan wacana tentang kemungkinan AS berada di balik serangan terhadap pipa gas Nord Stream 1 dan 2, milik Rusia yang terhubung ke Jerman, tahun lalu. Topik tersebut bahkan masih panas hingga Selasa pagi WIB.  

Eurotopics mengangkat hasil investigasi wartawan pemenang penghargaan tertinggi untuk jurnalisme AS, Pulitzer, Seymour Hersh. Menurut Hersh, militer AS telah meledakkan pipa itu atas sepengetahun Norwegia. Pada berita yang dimuat di blognya itu, Hersh mengutip satu sumber anonim. Pemerintah AS telah membantah tuduhan tersebut. Pers Eropa membahas kemungkinan tersebut dalam diskusi mereka yang panas.

Tidak hanya itu, jurnalis Briahna Joy Grey, lewat saluran YouTube The Hill, juga mempertanyakan mengapa bukti-bukti kasus peledakan pipa Nord Stream itu ditutup-tutupi media-media arus utama, terutama di AS.

Sementara laman media bisnis India, The Mint, telah membuka hal itu sejak 11 Februari lalu. The Mint menulis, pipa gas milik Nord Stream AG, yang membentang sepanjang 1.224 km di bawah Laut Baltik mulai dari St Petersburg di Rusia ke  Lubmin di Jerman timur, itu diledakkan AS. Militer AS, menurut Mint, melakukan operasi rahasia itu dengan bantuan Norwegia pada September 2022.

Mint yang juga mengedepankan laporan jurnalis Seymour Hersh itu mengatakan, Hersh mencatat bahwa keputusan untuk merusak jaringan pipa terjadi untuk mencegah Rusia meningkatkan pendapatannya secara signifikan di tengah perang dengan Ukraina. Selain itu, AS ingin mengurangi ketergantungan Eropa Barat, khususnya Jerman, pada gas Rusia yang murah.

“Pada 26 September 2022, sebuah pesawat pengintai P8 Angkatan Laut Norwegia melakukan penerbangan rutin dan menjatuhkan pelampung sonar. Sinyal menyebar di bawah air, awalnya ke Nord Stream 2 dan kemudian ke Nord Stream 1. Beberapa jam kemudian, gelombang tinggi bahan peledak bertenaga C4 terpicu dan tiga dari empat jaringan pipa tak berfungsi. Genangan gas metana yang tersisa di jaringan pipa yang tertutup dapat terlihat menyebar di permukaan air dan dunia mengetahui bahwa sesuatu yang tidak dapat diubah telah terjadi..,” tulis Hersh. [The Hill/The Mint]

Exit mobile version