Site icon Jernih.co

Berpuasa Bersama KH Jalaluddin Rakhmat [1]: Menjadi Tamu Allah

Ilustrasi

“Inilah bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam yang utama. Jam demi jamnya adalah jam yang paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini napas-napasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amalamalmu diterima, dan doa-doamu diijabah.”

JERNIH– Marhaban ya Ramadhan. Dalam Kitab Minhaj Al-Balaghah diriwayatkan khutbah Nabi Muhammad SAW menyambut bulan Ramadhan. Seperti biasa, khutbah Nabi itu singkat tetapi menyentuh hati.

Di tengah-tengah khutbah, Nabi melayani pertanyaan para sahabatnya. Khutbahnya dialogis. Rasulullah SAW menguraikan kata-kata yang sederhana, tetapi mengandung muatan makna yang dalam. Di bawah ini kita memuat lagi sebagian khutbah itu dan memberikan catatan pada bagian-bagian yang sering dilupakan kaum Muslim.

“Wahai manusia! Sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat, dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam yang utama. Jam demi jamnya adalah jam yang paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini napas-napasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amalamalmu diterima, dan doa-doamu diijabah.

“Wahai manusia! Barang siapa di antara kamu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan ia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu.”

(Sahabat-sahabat bertanya: “Ya Rasulullah! Tidak semua dari kami mampu berbuat demikian.” Rasulullah meneruskan: “Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.)

“Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya pada bulan ini, ia akan berhasil mclewati shirat/ pada hari ketika kakikaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (maksudnya, pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya dj hari kiamat. Barang siapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa denganNya.

“Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan silaturahmi di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

“Barang siapa memperbanyak shalawat di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan yang lain ringan. Barang siapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, sama nilainya dengan mengkhatam Al-Quran pada bulan yang lain.

“Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar Ia tidak akan pernah menutupkannya lagi. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mo honkan kepada Tuhanmu agar Ja tidak pernah membukanya bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka bermohonlah agar mereka tidak lagi menguasaimu.”

Ali bin Abi Thalib berkata: “Aku berdiri dan berkata: Ya Rasul Allah, amal apa yang paling utama di bulan ini?”

Nabi menjawab: “Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga dari apa yang diharamkan Allah.”

“Ya Allah, jadikan puasaku di bulan ini puasa mereka yang berpuasa sebenarnya. Dan ibadah malamku termasuk ibadah mereka yang beribadah malam sebenarnya. Bangunkan aku dari tidurnya orang-orang yang lalai. Ampuni dosa-dosaku, wahai Tuhan Semesta Alam. Maafkan segala kesalahanku, Wahai Yang Mengampuni setiap hamba-Nya yang memohon ampunan.. [  ]

Sumber : “Madrasah Ruhaniah: Berguru Pada Ilahi di Bulan Suci”, Mizan 2005

Exit mobile version