- Sorak-sorai pendukung Partai Demokrat meledak setelah Kamala Harris mengatakan; “Kita harus menerima hasil pemilihan ini. Kita akan terlibat dalam pengalihan kekuasaan secara damai.”
JERNIH — Kamala Harris, calon presiden Partai Demokrat, Rabu 6 November secara resmi mengakui kekalahannya dalam pidato di Washington DC.
“Saya tahu banyak orang merasa kita sedang memasuki masa gelap, tapi demi kebaikan kita semua, saya berharap itu tidak terjadi,” kata Harris, yang berbicara di panggung Universitas Howard.
“Hasil pemilihan ini bukan yang kita inginkan, bukan yang kita perjuangkan, bukan yang kita pilih,” kata Harris.
Sebelumnya, sampai Selasa malam, Harris menolak mengakui kekalahannya meski Donald Trump telah berada di jalur untuk memenangkan pemilihan presiden. Saat itu, Trump telah mengumpulkan 270 suara elektoral, yang diperlukan untuk memasuki Gedung putih.
“Saya sangat bangga dengan pertarungan yang telah kita lalui dan cara kita melakukannya,” ujar Harris kepada para pendukungnya.
Ia juga berterima kasih kepada Tim Walz, calon wakil presidennya, Doug Emhoff, suaminya. Serta, yang paling penting, Joe Biden.
“Saya di sini untuk mengatakan bahwa meski mengakui kekalahan, saya tidak mengakui kekalahan dalam perjuangan yang memicu kampanye ini,” kata Harris. “Kita akan terus berjuang di bilik suara, di pengadilan, dan di ruang publik.”
Sorak-sorai meledak setelah Harris mengatakan; “Kita harus menerima hasil pemilihan ini. Kita akan terlibat dalam pengalihan kekuasaan secara damai.”
Harris kembali menguraikan idei-ide partainya, yang menurutnya derminan Amerika yang terbaik. Ia mendesak Partai Demokrat untuk terus berjuang meski mengalami kemunduran.