Site icon Jernih.co

Kamis Pagi, Gunung Semeru di Jawa Timur Alami Erupsi

Gunung Semeru, ada saat mengalami erupsi sebelumnya, beberapa waktu lalu.

Sigit Rian Alfian, petugas PPGA Semeru, dalam keterangannya menyebutkan bahwa kolom abu setinggi 800 meter yang teramati pagi itu adalah bagian dari aktivitas vulkanik yang masih dianggap normal.

JERNIH–Gunung Semeru, gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Kamis (17/10/2024) pagi. Erupsi ini terjadi pukul 07.41 WIB dan menghasilkan kolom abu setinggi 800 meter di atas puncak kawah Jonggring Saloko. Berdasarkan laporan dari Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, kolom abu terpantau berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal yang mengarah ke tenggara dan selatan.

Kronologi Letusan

Menurut data yang terekam di seismograf milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi Semeru disertai amplitudo maksimum 22 milimeter dengan durasi erupsi sekitar 126 detik. Letusan ini juga diiringi dengan beberapa aktivitas kegempaan, di mana selama 24 jam pengamatan sebelumnya, tercatat 55 gempa letusan dan 13 gempa guguran. Salah satu guguran lava bahkan meluncur sejauh 1.500 meter menuju Besuk Kobokan, sungai yang menjadi jalur aliran lahar dari Gunung Semeru.

Sigit Rian Alfian, petugas PPGA Semeru, dalam keterangannya menyebutkan bahwa kolom abu setinggi 800 meter yang teramati pagi itu adalah bagian dari aktivitas vulkanik yang masih dianggap normal. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi, juga mengonfirmasi hal tersebut dan menyatakan bahwa aktivitas masyarakat di sekitar gunung masih berlangsung seperti biasa.

Status Waspada dan Imbauan Keamanan

Saat ini, status aktivitas Gunung Semeru berada pada level II atau waspada. Meski letusan dianggap tidak berbahaya, masyarakat tetap diimbau untuk waspada. Patria Dwi Hastiadi mengingatkan penduduk agar tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan dalam radius delapan kilometer dari puncak gunung. Selain itu, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terkena perluasan awan panas guguran (APG) dan aliran lahar hingga 13 kilometer dari puncak.

PVMBG juga menambahkan peringatan tentang potensi bahaya dari awan panas guguran, guguran lava, serta aliran lahar yang bisa menyapu daerah-daerah sekitar aliran sungai. “Waspadai potensi aliran lahar, terutama di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru,” ujar Patria.

Kesiapsiagaan di Wilayah Sekitar

Wilayah sekitar Gunung Semeru terus dalam pengawasan ketat oleh tim PVMBG dan BPBD setempat. Meskipun erupsi ini belum mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat setempat, pemerintah daerah dan lembaga terkait tetap menyiapkan langkah-langkah mitigasi bencana. Desa-desa yang berada dalam radius waspada tetap diawasi untuk memastikan keamanan warga.

Gunung Semeru memang dikenal aktif dan sering kali mengalami erupsi kecil seperti yang terjadi pada Kamis pagi ini. Letusan Semeru juga kerap disertai dengan guguran lava pijar yang mengarah ke aliran-aliran sungai di sekitar gunung.

Erupsi pada Kamis ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana alam, khususnya bagi warga yang tinggal di sekitar kawasan vulkanik. Meskipun tergolong dalam erupsi kecil, masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan mematuhi semua imbauan dari pihak berwenang.[]

Exit mobile version