“Melihat pembantaian di masjid Kota Quebec, atau serangan di London,Ontario, di mana seseorang menabrak seluruh keluarga dengan truknya, komunitas Muslim punya alasan untuk merasa takut,” kata Khan. Insiden yang terjadi selama bulan suci Ramadhan itu adalah yang terbaru dari serangan yang makin meningkat.
JERNIH–Qasir Nasir Khan, presiden Masyarakat Islam Markham, menyuarakan keprihatinan tentang penyebaran kebencian terhadap Muslim dan Islamofobia di Kanada. Pernyataan Nasir Khan kelar setelah terjadinya insiden, saat seorang pria mengucapkan ancaman dan mencoba menabrak jemaah Muslim di luar masjid di Provinsi Ontario.
Kepada wartawan Nasir Khan mengatakan, seorang pria diketahui melakukan “sejumlah tindakan Islamofobia” di luar masjid, sekitar 30 km utara pusat kota Toronto. Polisi mengatakan pada hari Minggu, seorang pria Toronto berusia 28 tahun telah didakwa dalam apa yang disebut sebagai “insiden yang diduga bermotivasi kebencian”, yang dilakukannya di masjid sebelum pukul 07:00 waktu setempat (11:00 GMT), Kamis pekan lalu.
“Dia mengancam akan membakar masjid. Dia mengucapkan cercaan tentang Nabi [Muhammad],” kata Khan saat konferensi pers. “Yang paling memprihatinkan, dia mencoba menabrak jemaah kami dengan mobilnya.”
Dia menambahkan bahwa sehubungan dengan insiden Islamofobia baru-baru ini di Kanada, jamaah komunitasnya, serta Muslim di seluruh Kanada memiliki alasan untuk khawatir. “Melihat pembantaian di masjid Kota Quebec, atau serangan di London, Ontario, di mana seseorang menabrak seluruh keluarga dengan truknya, komunitas Muslim punya alasan untuk merasa takut,” kata Khan. “Jangan salah, kita bisa saja menghadiri pemakaman hari ini.”
Insiden yang terjadi selama bulan suci Ramadhan itu adalah yang terbaru dari apa yang dikatakan para pemimpin Muslim di Kanada sebagai peningkatan pelecehan dan terkadang tindakan kekerasan mematikan yang menargetkan komunitas mereka.
Pada 2017, seorang pria bersenjata membunuh enam pria Muslim saat mereka berdoa di sebuah masjid di Kota Quebec, mengirimkan gelombang kejut ke seluruh negeri. Seorang juru kunci masjid juga tewas di daerah Toronto pada tahun 2020, sementara pada Juni 2021, empat anggota keluarga Muslim terbunuh – dan anggota keluarga kelima, seorang anak laki-laki, terluka parah-– ketika seorang pria menabrak mereka dengan truknya di London, Ontario.
Serangan terakhir mendorong pemerintah Perdana Menteri Justin Trudeau segera mengadakan pertemuan puncak nasional tentang Islamofobia, dan pada bulan Januari tahun ini, Kanada menunjuk perwakilan khusus pertamanya untuk memerangi Islamofobia. “Keanekaragaman benar-benar merupakan salah satu kekuatan terbesar Kanada, tetapi bagi banyak Muslim, Islamofobia terlalu akrab,” kata Trudeau dalam pernyataan menyambut utusan baru, Amira Elghawaby, ke jabatannya.
“Kita perlu mengubah itu. Tidak seorang pun di negara kita harus mengalami kebencian karena keyakinan mereka,” kata Trudeau.
Mengomentari insiden Markham, Elghawaby mengatakan dalam sebuah tweet pada hari Minggu. “Kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk melawan kebencian yang mengancam hak dan kebebasan kita, dan meminta pertanggungjawaban pelaku,”kata dia.
Ketua oposisi Partai Demokrat Baru di Ontario juga menyatakan solidaritas dengan komunitas Muslim di Markham dan berjanji untuk memerangi kekerasan dan Islamofobia. “Kejahatan kebencian dengan kekerasan yang terjadi di masjid-masjid di Markham ini sangat mengganggu, terutama menjelang peringatan serangan London dan selama Ramadhan,” tulis Marit Stiles di Twitter.
“Sangat menyedihkan bahwa komunitas kita terus menghadapi tindakan kekerasan #Islamofobia selama waktu yang paling suci bagi banyak orang,” cuit kelompok advokasi Dewan Nasional Muslim Kanada, mengacu pada bulan suci Ramadhan.
“Apa yang terjadi di #Markham bisa jadi lebih buruk. Tapi kebencian harus dilawan dengan tekad bulat.”
Polisi mengatakan tersangka menghadapi tiga dakwaan–mengucapkan ancaman, penyerangan dengan senjata, dan mengemudi dengan membahayakan-– dan diharapkan muncul di pengadilan pada hari Selasa ini. “Penyidik khawatir mungkin ada korban lain dan polisi mendorong mereka untuk melapor,”kata Kepolisian. [Al-Jazeera]