Penyelidikan independen menunjukkan bahwa Cuomo terlibat dalam aksi meraba-raba, mencium dan memeluk yang tidak diinginkan, serta membuat komentar yang tidak pantas kepada total 11 wanita. Cuomo membela diri bahwa temuan itu tidak akurat dan tidak adil. Ia mengatakan kata-kata, gerak tubuh, dan sikapnya yang sejatinya menyampaikan kehangatan kepada para wanita, disalahartikan.
JERNIH—Presiden Amerika Serikat Joe Biden Selasa (3/8) menyerukan agar Gubernur Andrew Cuomo mengundurkan diri setelah penyelidikan Jaksa Agung New York menyimpulkan bahwa gubernur tersebut beberapa tahun ini telah melecehkan secara seksual para staf dan mantan stafnya. Penyelidikan Kejaksaan menemukan Sang Gubernur sedikitnya telah melecehkan 11 orang wanita di sekitarnya.
Biden adalah orang tertinggi dalam hierarki Partai Demokrat yang bisa meminta Cuomo minggir. Presiden membuat komentarnya pada konferensi pers di Gedung Putih, saat dia ditanya apakah dia tetap pada komentarnya pada bulan Maret lalu bahwa Cuomo harus mengundurkan diri jika penyelidik menemukan bahwa tuduhan yang dialamatkan kepadanya itu kredibel.
Investigasi selama lima bulan telah menemukan bahwa Gubernur New York, Andrew Cuomo, melecehkan banyak wanita secara seksual yang melanggar hukum federal dan negara bagian. Kelakuannya itu juga dikatakan Jaksa Agung New York, Letitia James, telah menciptakan iklim ketakutan di dalam kantornya.
Penyelidikan independen menunjukkan bahwa Cuomo telah terlibat dalam aksi meraba-raba, mencium dan memeluk yang tidak diinginkan, serta membuat komentar yang tidak pantas kepada total 11 wanita. James pada jumpa pers juga menambahkan bahwa kantor gubernur dari Demokrat itu telah menjadi “tempat kerja beracun” yang memungkinkan pelecehan terjadi.
“Saya tidak pernah menyentuh siapa pun secara tidak pantas,” kata Cuomo, seorang Demokrat yang menjabat gubernur New York sejak 2011. “Itu bukan saya yang sebenarnya, dan bukan saya yang pernah ada.”
Cuomo juga mengatakan bahwa temuan itu tidak akurat dan tidak adil. Ia mengatakan, kata-kata, gerak tubuh, dan sikapnya disalahartikan. Padahal yang ingin ia maksudkan adalah menyampaikan kehangatan kepada para wanita.
Temuan penyelidikan, yang dirinci dalam laporan setebal 168 halaman itu dapat memberikan pukulan telak bagi Cuomo– yang sempat dilirik sebagai calon presiden—dan kariernya di politik.
“Apa yang terungkap dari penyelidikan ini adalah pola perilaku yang mengganggu oleh gubernur negara bagian New York,” kata James, juga seorang Demokrat. “Sebelas wanita ini berada di lingkungan kerja yang tidak bersahabat dan beracun.”
Temuan laporan tersebut mendorong beberapa anggota parlemen AS dan senior Demokrat New York menuntut pengunduran diri Cuomo, seorang yang di awal-awal pandemi senantiasa menampilkan dirinya sebagai tokoh berwibawa di acara konferensi pers harian yang disiarkan televisi. Ia memang ‘jago pencitraan’.
Laporan itu mengatakan salah satu wanita yang menjadi sasaran Cuomo adalah seorang polisi negara bagian. Anne Clark, yang membantu menjalankan penyelidikan, mengatakan Cuomo berdiri di belakang polisi itu di lift dan “mengusapkan jemarinya dari leher menelusuri tulang punggungnya dan berkata, “Hei, Kamu!”
“Cuomo juga meraba-raba dari pusar ke pinggul polwan tersebut, di mana senjata yang dibawanya berada,“kata Clark. Polisi itu, menurut Clark, mengatakan Cuomo menyentuhnya secara tidak tepat dari “dadanya ke kemaluan.”
Cuomo, ayah yang bercerai dengan tiga anak perempuan dewasa, mengatakan dia menyesal jika perilakunya disalahpahami, tetapi membantah melakukan kesalahan. Dia mengatakan dirinya “tidak akan terganggu” dari pekerjaannya memerangi pandemi COVID-19, sebuah tanda bahwa dia tidak berniat mengundurkan diri.
Carl Heastie, ketua Majelis New York yang dikuasai Demokrat telah mengesahkan penyelidikan pemakzulan atas perilaku Cuomo, menyebut temuan laporan itu “mengganggu” dan mengatakan mereka menunjuk “seseorang yang tidak cocok untuk jabatan terhormat.”
Andrea Stewart-Cousins, pemimpin mayoritas Senat, mengatakan Cuomo harus “mengundurkan diri demi kebaikan negara.”
Jaksa Agung New York James mengatakan, penyelidik telah berbicara dengan 179 orang. James juga menunjuk dua veteran pengacara luar untuk menjalankan penyelidikan: Joon Kim, mantan jaksa federal dan penjabat pengacara AS di Manhattan, dan Clark, seorang pengacara ketenagakerjaan dengan pengalaman dalam kasus pelecehan seksual.
Kim mengatakan tempat kerja Cuomo “penuh dengan intimidasi dan hawa ketakutan”, dan manakala dia melintasi begitu saja para stafnya bisa berarti orang itu akan “dihapus, disingkirkan, atau lebih buruk.”
Laporan tersebut menolak apologi Cuomo bahwa perilakunya merupakan cerminan polos dari budaya Italia-Amerika yang penuh kasih di mana ia dibesarkan. “Apa yang digambarkan oleh para saksi ini–dan banyak lainnya—bukanlah perilaku kuno dan penuh kasih sayang. Itu adalah pelecehan seksual,” laporan itu menyimpulkan.
Rita Glavin, seorang pengacara yang membela Cuomo merilis “pernyataan posisi (position statement) ” yang panjang untuk menanggapi laporan tersebut, yang katanya “dengan sengaja menghilangkan bukti kunci.” Glavin menuduh Jaksa James bias.
Pernyataan itu termasuk halaman foto saat Cuomo memeluk atau mencium tokoh politik terkemuka termasuk Biden, Barack Obama, Hilary Clinton, Nancy Pelosi dan Al Gore. Itu juga termasuk beberapa foto Cuomo mencium mendiang ayahnya, yang juga menjabat sebagai gubernur. [USA Today/NBC News]