Tuntutan pekerja adalah upah yang lebih layak dan pekerja yang lebih banyak untuk melayani konsumen. Di sebuah gerai di Seattle, kurang dari lima kilometer dari kantor pusat Starbucks, para pekerja mengatakan para manajer yang kemudian membuat minuman dan melayani konsumen, sementara barista berdemo di luar.
JERNIH–Pekerja Starbucks di lebih dari 100 gerai di AS melakukan mogok kerja mulai Kamis (17/11), dalam aksi terbesar mereka sejak kampanye untuk menyatukan serikat buruh di jaringan warung kopi tersebut, mulai akhir tahun lalu.
Pemogokan bertepatan dengan Red Cups Day, perayaan tahunan Starbucks, ketika perusahaan memberikan cangkir gratis yang dapat digunakan kembali kepada pelanggan yang memesan minuman. Para pekerja mengatakan, hari itu seringkali menjadi hari tersibuk dalam setahun. Starbucks menolak mengatakan berapa banyak cangkir merah yang akan didistribusikan.
Para pekerja mengatakan mereka meminta gaji yang lebih baik, jadwal yang lebih konsisten, dan penambahan pekerja di gerai-gerai yang tergolong sibuk. Menurut Starbucks Workers United, kelompok yang mengorganisasi aksi tersebut, gerai Starbucks di 25 negara bagian berencana untuk mengambil bagian dalam aksi tersebut. Serikat pekerja menyatakan akan membagikan cangkir merah ala mereka sendiri, dengan logo serikat pekerja warung kopi tersebut.
Starbucks, yang menentang upaya serikat pekerja, mengatakan pihaknya menghormati hak karyawannya untuk memprotes secara sah. Perusahaan asal Seattle mencatat bahwa protes terjadi di sejumlah kecil dari 9.000 lokasi yang dikelola perusahaan di AS.
“Kami tetap berkomitmen untuk semua mitra dan akan terus bekerja sama, berdampingan, untuk menjadikan Starbucks sebagai perusahaan yang bekerja untuk semua orang,” kata sebuah pernyataan dari perusahaan, Kamis (17/11).
Beberapa pekerja berencana untuk mengatur giliran piket yang memungkinkan aksi bisa berjalan sepanjang hari. Sementara di gerai lain aksi dilakukan lebih pendek. Serikat pekerja mengatakan tujuan mereka adalah untuk menutup toko selama pemogokan, dan mencatat bahwa perusahaan biasanya mengalami masalah kurangnya pegawai selama Red Cups Day, karena sangat sibuk.
Silvia Baldwin, 26 dan Tzvi Ortiz, 31, mengatakan mereka senang menjadi barista di Starbucks yang berlokasi di 34th Street dan Chestnut Street di Philadelphia. Tetapi pekerjaan menjadi lebih sulit manakala gerai yang sebetulnya kekuarangan pegawai itu mencoba memenuhi pesanan pengiriman dan pesanan langsung secara bersamaan.
“Itu tidak layak. Ini sangat menegangkan,” kata Ortiz. “Dan banyak orang tidak benar-benar memperhatikan bahwa ada manusia di balik semua yang seperti berjalan normal ini.”
Baldwin juga mengatakan dirinya frustrasi karena serikat pekerja tidak dapat melakukan tawar-menawar yang efektif dengan pihak Starbucks. Karena itu melakukan aksi mogok di hari tersibuk Starbucks terasa sangat ‘mantap’. “Tidak mungkin saya mengabaikan momen ini,”kata dia.
Lainnya, termasuk Michelle Eisen, anggota serikat pekerja di salah satu gerai pertama di Buffalo, New York, mengatakan bahwa para pekerja marah karena Starbucks menjanjikan gaji dan tunjangan yang lebih tinggi kepada gerai-gerai yang belum memiliki serikat pekerja. Starbucks mengatakan cara itu sesuai hukum dan pihaknya tidak dapat memberikan kenaikan gaji kepada serikat pekerja tanpa tawar-menawar.
Di sebuah gerai di Seattle, kurang dari lima kilometer dari kantor pusat Starbucks, para pekerja mengatakan para manajer yang kemudian membuat minuman dan melayani konsumen, sementara barista berdemo di luar.
“Sudah hampir setahun sejak kami memberi tahu Starbucks bahwa kami menyatukan tekad, kami masih belum bisa membuat mereka menyetujui untuk negosiasi kontrak,” kata barista gerai Seattle, Micah Lakes. “Kami tidak akan bekerja pada hari yang paling penting bagi Anda, jika Anda tidak bersedia bertemu dan berbicara dengan kami tentang apa yang kami butuhkan dari perusahaan.”
Dewan Hubungan Tenaga Kerja Nasional AS (National Labor Relations Board/NLRB) mengatakan, setidaknya 257 gerai Starbucks di AS telah memilih untuk berserikat sejak akhir tahun lalu. Lima puluh tujuh gerai mengadakan pemungutan suara, di mana para pekerja memilih untuk tidak berserikat.
Awal pekan ini, direktur regional NLRB mengajukan permintaan perintah pengadilan terhadap Starbucks di pengadilan federal, dengan mengatakan perusahaan itu melanggar undang-undang perburuhan ketika memecat seorang pemimpin serikat pekerja di Ann Arbor, Michigan. Direktur regional meminta pengadilan mengarahkan Starbucks untuk mempekerjakan kembali karyawan tersebut dan berhenti mencampuri kampanye serikat pekerja secara nasional.
Ini adalah keempat kalinya NLRB meminta pengadilan federal untuk campur tangan. Pada bulan Agustus, seorang hakim federal memutuskan bahwa Starbucks harus mengembalikan tujuh pemimpin serikat pekerja yang dipecat di Memphis, Tennessee. [Associated Press]