Ketua Pokja Budaya Musyawarah Sunda, Avi Taufik Hidayat, menyoroti perlunya pendidikan karakter unggul bangsa yang terintegrasi sejak usia dini. “Kita bisa belajar dari Jepang dan Jerman yang membangun peradaban melalui pendidikan karakter inovatif, disiplin, dan pekerja keras,” kata Avi.
JERNIH– Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, menggelar silaturahmi dengan para tokoh dan budayawan Sunda dalam rangkaian kunjungannya di Rumah Budaya Ciumbuleuit, Bandung. Acara yang berlangsung Sabtu (14/12/2024) itu menghadirkan diskusi strategis terkait pemajuan budaya Sunda sebagai bagian dari identitas nasional, sekaligus membahas perumusan strategi kebudayaan nasional.
Pertemuan dihadiri sejumlah tokoh, seperti mantan Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Ganjar Kurnia, Hj Halimah Munawwir, Dr Ernawan Koesoemaatmadja, Eni Sumarni, Wina Erwina, PhD, Dr. Riadi Darwis (pakar gastronomi), Dr. Zaini Alif (pakar permainan anak), Ketua DPRD Jawa Barat Dr Bucky Wikagoe, Deni Chandra, Nace Permana dan Budi Dalton. Dalam acara tersebut, para tokoh menyerahkan buku-buku literasi budaya, termasuk “Rekonstruksi Keraton Galuh Pakuan”, “Permainan Anak Sunda”, dan “Gastronomi Galuh Pakuan”.
Ketua Badan Pekerja Majelis Musyawarah Sunda (MMS), Andri Kantaprawira, berharap dokumentasi budaya ini dapat dipercepat Kementerian Kebudayaan. “Kami ingin kebudayaan Sunda dan Indonesia terdokumentasi lebih baik untuk memperkaya peradaban bangsa,” ujar Andri.
Mendorong Strategi Kebudayaan Nasional
Dalam sambutannya, Fadli Zon menegaskan pentingnya strategi kebudayaan nasional yang mampu menempatkan Indonesia sebagai pusat kebudayaan dunia. “Kita perlu memanfaatkan keanekaragaman budaya untuk membangun peradaban. Optimalisasi Dana Abadi Kebudayaan yang tersisa Rp300 miliar harus diarahkan pada karya-karya budaya yang menginspirasi dunia,” kata Fadli.
Fadli juga menyoroti pentingnya inovasi modern dalam promosi kebudayaan, seperti penggunaan kecerdasan buatan (AI), digitalisasi, dan musik generasi muda. Ia memuji grup musik Voices of Baceprot sebagai contoh transformasi budaya yang dapat bersaing secara global.
“Kita perlu mengemas kebudayaan dengan cara kekinian, seperti melalui filmografi, seni pertunjukan modern, dan integrasi teknologi,” kata Menteri Kebudayaan, menambahkan.
Usulan Strategis untuk Pemajuan Kebudayaan Daerah
Beberapa tokoh memberikan masukan konkret, seperti pembentukan Dinas Kebudayaan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk memperkuat implementasi UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Ketua Pokja Budaya Musyawarah Sunda, Avi Taufik Hidayat, menyoroti perlunya pendidikan karakter unggul bangsa yang terintegrasi sejak usia dini.
“Kita bisa belajar dari Jepang dan Jerman yang membangun peradaban melalui pendidikan karakter inovatif, disiplin, dan pekerja keras,” kata Avi.
Sementara itu, Andarmanik mengusulkan langkah konkret berupa Peraturan Daerah (Perda) Pemajuan Kebudayaan di Jawa Barat sebagai model nasional.
Fadli juga menyoroti situs arkeologi seperti Gunung Padang dan Candi Batujaya sebagai bukti kebesaran peradaban Sunda. “Situs-situs ini adalah warisan besar yang dapat menjadi daya tarik dunia,” ujarnya.
Ia menutup diskusi dengan menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam memajukan kebudayaan nasional. “Dengan strategi yang tepat, kita bisa menjadikan Indonesia sebagai pusat kebudayaan dunia,” ujar Fadli.
Silaturahmi tersebut menjadi langkah penting dalam memperkuat ekosistem kebudayaan yang mendukung pembangunan peradaban bangsa. [rls]