Meski telah mengucapkan janji, Amerika rupanya masih terus mempersulit upaya pencairan dana yang dibekukan itu. Ini, lantaran Taliban dianggap tak becus menafkahi warganya dan amatir di bidang pemerintahan.
JERNIH- Warga Afghanistan, masih menunggu dalam kondisi harap-harap cemas, sebab sudah terlalu jauh tenggelam dalam krisis kemanusiaan akibat perang. Di tengah ekonomi yang hancur lebur, ditambah tak adanya hasil panen selain opium, mereka akhirnya menggantungkan harapan pada bantuan asing.
Kebanyakan penduduk Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban, hampir tak ada yang hidup di atas garis kemiskinan. Mereka sudah putus asa dan frustasi sudah berubah jadi kemarahan lantaran merasa ditinggalkan komunitas internasional. Sementara pemerintahannya, dianggap tak becus menafkahi warganya.
Betul, seperti yang banyak diberitakan, banyak warga Afghanistan memilih lari dari negaranya sebab tak mau hidup di bawah pemerintahan Taliban.
Di Marja, sebuah distrik di sebelah selatan Afghanistan, penduduknya mendukung penuh pemerintahan baru yang dianggap telah membawa perdamaian. Mereka senang pendudukan asing berakhir dan Taliban mengambil alih kekuasaan.
Walaupun dengan kondisi keuangan yang terus menipis, dan bantuan asing terhenti akibat sanksi yang dijatuhkan Amerika CS, warga Marja lebih memilih kondisi ini ketimbang harus terus hidup diiringi suara desingan peluru serta dentuman meriam. Dan sudah barang tentu, membawa kerusakan besar.
Ketika masih diduduki AS, Distrik Marja menjadi simbol upaya pembangunan bangsa multi triliyun dolar yang sengaja dibangun barat dan keburu hancur sebelum Amerika menarik diri sepenuhnya dari negara itu pada Agustus lalu.
Seperti diberitakan The New York Times pada Sabtu (18/12), Amerika Serikat dan Uni Eropa mulai mengubah sikapnya dan menjanjikan bantuan sebesar 1,29 miliar dolar AS bahkan lebih banyak dari itu kepada Afghanistan. Sementara Dewan Bank Dunia, pada akhir November lalu juga mulai bergerak mencairkan donor sebanyak 280 juta dolar AS yang sempat dibekukan.
Meski telah mengucapkan janji, Amerika rupanya masih terus mempersulit upaya pencairan dana yang dibekukan itu. Ini, lantaran Taliban dianggap tak becus menafkahi warganya dan amatir di bidang pemerintahan.[]