- Warga Tongkuno berharap sukses Nur Alam sebagai gubernur Sultra dua periode dilanjutkan Tina Nur Alam, calon gubernur Sultra.
- Nur Alam juga mengingatkan masyarakat untuk tidak lagi menukar suara mereka dengan beras.
JERNIH — Mantan Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Alam, bersama istri, Tina Nur Alam, Jumat 28 Juni 2024, menggelar silaturahmi dengan warga Kecamatan Tongkuno, Kabupaten Muna, dalam rangka agenda pamitan yang sempat tertunda.
Acara ini disambut sangat meriah oleh masyarakat setempat, diawali dengan tarian Katumbu yang merupakan bagian integral dari identitas budaya masyarakat Muna. Tarian yang mencerminkan nilai-nilai luhur yang dipegang oleh masyarakat Muna untuk penghormatan dan sambutan selamat datang bagi tamu.
Agenda silaturahmi dihadiri oleh ratusan masyarakat Tongkuno yang antusias menyambut kedatangan pasangan tersebut. Abidin, salah satu tokoh masyarakat, dalam sambutannya menekankan pentingnya melanjutkan pembangunan dengan dipimpin oleh orang yang paham dan berpengalaman.
“Kita tahu program Bahteramas bagaimana bagusnya,” ujar Abidin.
Abidin yang merupakan mantan Camat Tongkuno lantas menjelaskan berbagai program yang telah berhasil dilaksanakan selama Nur Alam menjadi Gubernur Sultraa dua periode, seperti pembangunan masjid terapung Al-Alam di Teluk Kendari dan jembatan yang menghubungkan Kota Lama dengan Lapulu di Kendari.
Untuk itu dia berharap, semoga keberhasilan pembangunan itu bisa dilanjutkan oleh orang yang selama ini setia mendampingi Nur Alam, yakni ibu Tina Nur Alam yang kini menjadi bakal calon Gubernur Sultra pada pilkada 2024.
Nur Alam, yang didampingi Tina Nur Alam serta sejumlah mantan pejabat di erahnya dengan dihadiri sejumlah tokoh masyarakt Muna di Tongkuno menyambut baik antusiasme dari masyarakt setempat.
Nur Alam pun berbicara dalam suasana penuh keakraban, menggambarkan masa penahanannya sebagai perjalanan spiritual yang memberi banyak pelajaran berharga. “Terungku menjadi perjalanan spiritual yang saya lalui,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa masa-masa tersebut menjadi refleksi dan kontemplasi untuk mengambil hikmah. “Boleh penguasa memenjarakan fisik saya, tapi hati dan pikiran saya tidak bisa dipenjarakan,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Nur Alam juga menyampaikan permohonan maaf karena baru bisa berpamitan setelah masa jabatannya berakhir. “Saya datang ke Muna untuk berpamitan sebagai etika luhur setelah menjabat. Mohon maaf baru berpamitan karena sempat tertunda,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya kemandirian daerah dan partisipasi aktif warga Sultra dalam membangun daerah mereka sendiri. “Sultra ke depan harus diisi orang-orang Sultra itu sendiri, karena dulu kalau tidak ada Sultra tidak bisa orang Buton, Muna, sampai Tolaki bisa jadi gubernur,” ujarnya.
Nur Alam juga mengingatkan masyarakat untuk tidak lagi menukar suara mereka dengan beras. “Beras ini bisa jadi beras politik yang memenggal harkat kita berdemokrasi. Kalo dermawan silahkan kasih saja, tidak perlu dicatat,” tutupnya.
Acara silaturahmi ini berlangsung hangat dan penuh keakraban, menunjukkan betapa besarnya dukungan dan rasa hormat masyarakat Tongkuno terhadap Nur Alam dan Tina Nur Alam.
Nur Alam dan rombongan kemudian melanjutkan salat Jumat berjamaah di Masjid Al Munawarah, Kecamatan Kabawo. Dalam kunjungan di hari ke dua di Kabupaten Muna juga ikut menghadiri salah satu acara pernikahan serta serangkaian pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat.