- Kabar kematian Pele disampaikan Kely Nascimento, putri sang legenda di Instagram.
- Setelah itu media sosial Brasil dipenuhi emoji tangis dan air mata.
JERNIH — Edson Arantes do Nascimento, legenda sepak bola dunia yang populer dengan sebutan Pele, meninggal dunia pada usia 82 tahun akibat kanker usus yang diderita sejak 2021.
‘O Rei’, sebutan untuk Pele yang berarti Sang Raja, melewati Natal terakhirnya di rumah sakit bersama anak-anak yang mencintainya. Ia dikunjungi banyak generasi pemain sepak bola Brasil, sebelum dan setelah Natal.
Kely Nascimento, putri Pele, mengumumkan kematiannya di Instagram. “Kami mencintaimu tanpa batas, beristirahatlah dalam damai,” tulis Kely. Agen Joe Fraga mengkonfirmasi berita kematiannya.
Setelah itu ucapan duka mengalir dari seluruh dunia. Media sosial penuh dengan emoji tangis, air mata, dan kalimat perpisahan dengan sang legenda, sang pembawa standar permainan canti di lapangan sepak bola.
Pele, Karunia
Lahir di Tres Coracoes — wilayah miskin di tenggara Brasil — pada 23 Oktober 1940, Edson Arantes do Nascimento mendapatkan nama Pele saat masih sekolah.
Ia bermain sepak bola kali pertama dengan kaus kaki yang diisi kain perca. Saat itu usianya baru menanjak belasan, tapi bakat luar biasanya mulai terlihat di lingkungan.
Pele kecil membuat pusing semua orang dengan kemampuannya mengeksploitasi kecepatan kaki mengolah bola, kelenturan tubuh saat melewati hadangan lawan, dan naluri mencetak gol.
Sepanjang karier profesionalnya Pele menetak 1.281 gol dalam 1.362 pertandingan antara 1956-1977, termasuk lebih 1.000 gol untuk Santos FC — klub tempat dia membesarkan diri.
Ia memenangkan dua Copa Libertadores (1961-1962) dan Recopa Sudamericana (1968), sebelas kejuaraan regional, dan tiga kali membawa Brasil ke podium juara Piala Dunia (1958, 1962, dan 1970).
Sukses terakhir ini belum pernah disamakan siapa pun. Ia menjadikan Brasil dua kali juara Piala Dunia, catatan yang gagal disamakan Prancis di Piala Dunia 2022.
Dewasa di Usia Remaja
Pele kali pertama muncul di rumput sepakbola profesional pada September 1956 ketika Santos menghadapi Corinthians. Di sini dia membaptis diri sebgai harapan Brasil, dengan mencetak gol pertamanya.
Dua tahun kemudian, setelah mencetak 100 gol di dalam negeri, Pele melangkah ke panggung sepak bola dunia dengan hadir di Piala Dunia Swedia 1958.
Tiga laga pertama Pele duduk di bangku cadangan. Di fase knock out, dengan dukungan seluruh rekannya, Pele dimasukan dalam starting line-up.
Gol pertamanya dibuat ke gawang Wales, untuk membuat Brasil menang 1-0. Laga berikut, melawan Prancis, ia menenggelamkan nama besar Just Fontaine dengan mencetak hat-trick. Brasil menang 5-2 dan mencapai final.
Di final, Pele mengubah Stadion Rasunda menjadi miliknya. Ia tidak ubahnya bermain di depan publik Santos, ketika gol-gol indahnya membuat publik tuan rumah seolah melupakan tim yang didukungnya.
Di final inilah Pele membawa standar permainan sepak bola indah, yang membuatnya dikenang dunia. Maklum, sepak bola Eropa saat itu adalah tentang berlari kencang dan menembak dengan keras, bukan tentang skill individu yang memberi warna permainan.
Di Piala Dunia 1962 di Cile, Pele bukan lagi remaja ingusan. Ia remaja dewasa, dengan kemampuan semakin matang.
Ia hanya mencetak satu gol, yaitu saat laga melawan Meksiko di babak penyisihan grup. Namun, ia memberi pengaruh luar biasa di setiap laga, yang membuat Vava, Garrincha, dan Amarildo, mencetak gol-gol kemenangan Brasil.
Di final, Brasil melawan Cekoslovaia — raksasa sepak bola Eropa saat itu. Sekali lagi, Pele tidak mencetak satu dari tiga gol kemenangan Brasil, tapi akan selalu dikenang dengan kemampuannya membuka pertahanan lawan.
Delapan tahun setelah kemenangan kedua Brasil, sepak bola dunia telah berubah. Di Piala Dunia Meksiko 1970, semua negara seolah ingin mengalahkan Brasil dengan Pele di dalamnya.
Itu tidak mudah. Pele masih berada di puncak kematangannya.
Di babak penyisihan grup, Pele mencetak gol ke gawang Cekoslovakia yang membuat Brasil menang 4-1. Saat melawan Inggris, Pele dibuat terpana oleh penyelamatan legendaris kiper Gordon Banks menghalau bola sulit sundulannya.
Banks mungkin satu-satunya penjaga gawang yang membuat Pele terpana cukup lama di lapangan. Di final, Pele menghancurkan pertahanan grendel Italia dengan kemenangan 4-1 untuk menjadikan Jules Rimet — trofi Piala Dunia pertama sebagai milik abadi Brasil.
Dari sekian banyak pertandingan yang dilewati Pele, mungkin yang paling luar biasa adalah ketika sang legenda mencetak gol ke-1000 di Stadion Maracana. Ia membuat stadion menggelegar usai mencetak gol ke-1000 lewat titik penalti dalam laga melawan Vasco da Gama.
Setelah sempat merasakan sukses bersama New York Cosmos di Liga Sepak Bola Amerika Utara, Pele pensiun tahun 1977. Ikon permainan sepak bola indah itu meninggalkan lapangan, tapi tidak sepak bola.
Pele masih tetap mengabdi untuk sepak bola Brasil dan dunia, dengan memainkan peran lain. Ia menjadi duta UNICEF, bermain dalam film Victory bersama Sylvester Stalone, terjun ke politik dan sempat menjabat menteri olahraga Brasil 1995-1998, dan duta PBB untuk ekologi dan lingkungan, serta Goodwill Ambasador untuk UNESCO.
Tahun 2014, FIFA memberinya Ballon d’Or kehormatan, setelah dinobatkan sebagai Atlet Abad ini oleh Komite Olimpiade International taun 1999.
Pele telah tiada. Mungkin butuh seratus tahun lagi untuk menyaksikan mesiah sepak bola turun ke muka Bumi, dan menyamai rekor Pele.